JAKARTA-Saat kita terpaksa harus tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19, tentunya kurangnya aktivitas tubuh tersebut dapat berdampak pada gangguan kesehatan pada kita sekeluarga.

Gangguan kesehatan yang mungkin terjadi adalah: obesitas, hipertensi, gangguan jantung, diabetes melitus juga gangguan kadar lemak darah yang semuanya berkaitan dengan inaktivitas tubuh.

Karena itu kita harus pandai-pandai menjaga kesehatan, kebugaran kita dan menghilangkan rasa bosan akibat tinggal di rumah dengan kegiatan yang berkualitas. Pemecahan masalahnya adalah dengan melakukan berolahraga bersama dengan bayi ataupun anak kita dan tentunya dengan menggunakan berbagai peralatan yang ada di sekeliling ruangan kita seperti: dinding, lantai, sofa, ranjang, meja sehingga anjuran pemerintah untuk “Tetap tinggal di rumah” dapat tetap dipatuhi.

Sebelum melakukan program olahraga tersebut, tentunya perlu dimengerti terlebih dahulu apa yang menjadi tujuan kegiatan tersebut yaitu untuk kesehatan dan karena akan dilakukan bersama dengan bayi dan anak kita maka di dalam latihan tersebut harus memiliki unsur permainan sehingga keceriaan haruslah menjadi ciri khas dari olahraga tersebut. Hal lainnya adalah bagaimana kita mampu mengaplikasikan program olahraga yang sudah ada sebelumnya dalam bentuk lebih sederhana agar tetap mampu mempertahankan kesehatan tubuh.

Sama seperti program olahraga pada umumnya tentunya harus memenuhi prinsip FITT yaitu program tersebut memiliki Frequency, Intensity, Type dan Time. Adapun makna dari masing-masing huruf tersebut adalah: Frequency/ frekwensi latihan diharapkan dilakukan 3 -5 kali seminggu, Intensity/ intensitas latihan cukup yang ringan saja karena akan melibatkan bayi dan anak-anak. Untuk memastikan intensitas latihan yang dilakukan tetap berada di area berintensitas “ringan” maka pada saat melakukannya, kita maupun anak-anak kita tidak perlu berlatih hingga terengah-engah.

Untuk Type/ jenis latihan harus mencakup jenis aerobik dan anaerobik sedangkan pengertian dari Aerobik adalah jenis latihan yang bercirikan gerakan ringan yang dilakukan berulang-ulang misalnya berjalan, sepeda statis ataupun mengikuti gerak seakan-akan sedang mengayuh pedal sepeda. Latihan berjenis anaerobik adalah latihan yang lebih banyak menggunakan kemampuan dan kekuatan otot-otot tubuh kita yang lebih ditujukan bagi kebugaran tubuh. Untuk Time/ waktu saat melakukan latihan tadi adalah 30 menit-50 menit perminggu dan hal ini sesuai dengan anjuran ACSM (American College of Sports Medicine).

Adapun manfaat berolahraga bersama bayi dan anak ini akan dirasakan oleh para orang dewasa, karena keberadaan anak juga bayi akan menjadi teman saat berolahraga selain itu juga bermanfaat bagi bayi dan anak, karena bentuk latihan tersebut secara langsung akan melatih kemampuan gerak motorik tubuh, mendekatkan hubungan fisik maupun psikologis antara orang tua dan anak dan memperkenalkan dengan berbagai bentuk latihan.

Dengan demikian anak akan belajar untuk menirukan berbagai gerakan latihan yang dilakukan orang tuanya yang tentunya akan bermanfaat jika sampai pada waktunya mereka mulai berolahraga secara serius.

Latihan aerobik bersama dengan bayi dan anak

Jenis olahraga aerobik dapat dengan diakukan dengan berjalan bersama dengan anak berkeliling ruangan ataupun berdansa bersama bayi.

Latihan anaerobik: Bertujuan melatih kekuatan dan daya tahan otot-otot tubuh di bagian -bagian tertentu.

Sit -Up: (Melatih otot-otot lengan, dada dan torso)

Crunch: (Melatih otot-otot perut)

Plank: (Melatih daya tahan otot-otot tubuh)

Squat: (Melatih otot-otot bokong dan tungkai)

Bridge: (Melatih otot-otot bokong)

Leg Extention: (Melatih otot-otot tungkai atas)

Dari berbagai latihan olahraga diatas bila dilakukan secara terprogram, terukur, teratur dan berkelanjutan akan sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan mental, karena itu di saat pandemi Covid-19 ini diharapkan menjadi titik balik dalam memotivasi diri untuk menjalani hidup sehat dengan beraktivitas fisik secara benar dan juga mendidik bayi dan anak-anak untuk mulai berolahraga agar dimasa dewasa mereka dapat hidup sehat secara mandiri.