MICHIGAN - Perintah untuk tinggal di rumah saja guna membatasi penyebaran virus Corona (COVID-19) memicu aksi protes di beberapa wilayah Amerika Serikat (AS).

Ribuan warga Michigan, sebagian membawa senjata api, turun ke jalanan ibu kota Lansing untuk memprotes perintah yang diberlakukan Gubernur Gretchen Whitmer ini.

Seperti dilansir AFP, Jumat (17/4/2020), aksi protes di Michigan ini tercatat sebagai yang terbesar pada Rabu (15/4) waktu setempat. Diketahui bahwa sedikitnya 1.900 orang meninggal dunia akibat virus Corona di negara bagian Michigan. Jumlah itu menjadi angka kematian tertinggi ketiga di AS.

Para demonstran di Michigan, yang menyebut aksinya sebagai 'Operation Gridlock', memicu kemacetan lalu lintas di sekitar gedung capitol setempat.

Kelompok koalisi sayap kanan yang menyebut diri sebagai 'Michiganers Against Excessive Quarantine' merupakan kelompok yang menggelar aksi protes ini. Koalisi itu terdiri atas beberapa organisasi seperti Koalisi Konservatif Michigan, Dana Kebebasan Michigan dan Milisi Michigan yang anggotanya membawa senjata api.

Para demonstran membawa poster bertuliskan 'Kami Ingin Kerja' dan 'Hentikan Lockdown'. Beberapa demonstran membandingkan Gubernur Whitmer dengan Adolf Hitler. Sejumlah demonstran lainnya tampak memakai topi pro-Trump bertuliskan 'Make America Great Again' dan melambaikan bendera 'Trump 2020'.

Gubernur Whitmer yang berasal dari Partai Demokrat, memberlakukan perintah tetap di rumah sejak 24 Maret lalu dan telah memperpanjangnya hingga 30 April. Dia menjadi target dari sedikitnya dua gugatan hukum yang mengklaim perintah tetap di rumah itu melanggar hak konstitusional.

Selama perintah yang bertema 'Stay Home, Stay Safe' itu diberlakukan, bisnis-bisnis yang dianggap tidak esensial ditutup sementara. Namun toko bahan makanan tetap buka seperti biasa.

Menanggapi aksi protes itu, Whitmer malah menyebutnya lebih mirip 'kampanye politik'. "Tidak apa-apa untuk marah. Jika itu membuat Anda merasa lebih baik untuk mengarahkannya kepada saya, itu tidak apa-apa," ucap gubernur wanita yang namanya mencuat sebagai kandidat wakil presiden untuk Joe Biden, bakal calon presiden Partai Demokrat.

"Saya punya kulit tebal, dan saya akan selalu membela hak Anda untuk bebas berbicara," imbuh Whitmer dalam wawancara dengan CNN.

Whitmer menyatakan dirinya memahami bahwa 'orang-orang mulai menjadi sedikit gila tetap di rumah, khawatir soal pekerjaan, khawatir soal membayar tagihan, khawatir soal bisnis mereka'.

"Sebagian kecil dari negara bagian ini melakukan protes, dan itu hak mereka. Hal yang menyedihkan adalah semakin mereka keluar dan berkeliaran, semakin besar kemungkinan mereka untuk menyebarkan Covid-19," ujarnya.

Terlepas dari adanya protes, cara Gubernur Whitmer menangani pandemi virus Corona di wilayahnya secara umum menuai respons positif. Polling terbaru menunjukkan 71 persen pemilih di Michigan, yang pada pilpres 2016 memilih Trump, merasa puas dengan pekerjaan yang dilakukan Whitmer.

Aksi protes serupa juga digelar di negara bagian Virginia, North Carolina, Kentucky dan Ohio. Namun jumlah demonstran tidaklah sebanyak di Michigan.***