MEDAN - Belum genap sebulan China menghirup udara segar, kabar tak menyenangkan kembali datang.

Kini China kembali melakukan lockdown di sejumlah tempat setelah ditemukan kasus baru.

Sebuah kota di Provinsi Henan kembali ditutup setelah ditemukan beberapa kasus Covid-19

China merupakan negara pertama dan sumber virus corona yang kini sudah menyebar di lebih dari 200 negara di dunia.

Setelah berjuang habis-habisan, China akhirnya bebas dari virus corona setelah tidak ditemukan lagi kasus baru dan pasien yang tersisa sudah dinyatakan sembuh.

Pemerintah China pun secara bertahap mulai mencabut status lockdown agar kehidupan kembali normal.

Namun negara dengan penduduk terbesar di dunia itupun kini bersiap menghadapi serangan kedua Covid-19 yang diduga dalam skala yang lebih besar lagi.

Seperti yang telah diwartakan sebelumnya, negara asal muasal munculnya Covid-19 itu sudah tidak ditemukan transmisi lokal.

Mengutip dari Daily Star, pengumuman tersebut disampaikan oleh pemerintah China pada 19 Maret 2020.

Dalam pengumumannya, Kota Wuhan dan daerah di sekitar Hubei sudah tidak ditemukan warga yang terinfeksi virus corona.

Video para petugas medis yang melepaskan maskernya tanda perjuangan mereka menghadapi Covid-19 telah usai pun menjadi viral di media sosial.

Aktivitas warga pun perlahan kembali berangsur normal.

Hal ini tentunya memberikan harapan bagi negara lain yang tengah berada di fase terburuk menghadapi pandemi global ini.

Seperti dilansir The Sun, penduduk dilarang bepergian tanpa seizin pihak berwajib, kata pejabat setempat melalui media sosial.

Warga yang hendak keluar rumah harus izin terlebih dahulu.

Pemerintah provinsi tersebut melaporkan satu kasus positif pada Sabtu.

Menurut keterangan pejabat setempat, orang yang terinfeksi telah melakukan kontak dengan dua dokter yang bekerja di Jia.

Kedua dokter itu dinyatakan postif virus corona walaupun tidak menunjukkan gejala.

Kasus ini terjadi ketika Yunnan, provinsi yang berbatasan langsung dengan Myanmar, Laos dan Vietnam melarang warganya meninggalkan pelabuhan.

Pihak berwajib berusaha mencegah warganya kembali dengan penyakit tersebut.

Sementara itu, Shanghai yang merupakan kota terbesar di China telah menutup tempat-tempat wisata.

Beberapa waktu lalu, kota tersebut telah membuka kembali tempat-tempat hiburan termasuk bar.

Tetapi hanya berlangsung singkat karena kini terpaksa ditutup kembali.

Para ilmuwan mengatakan, orang yang terinfeksi tapi tak menunjukkan gejala Covid-19 sangat mudah menyebarkan virus ke orang lain.

Sebab mereka sendiri mungkin tak menyadari bahwa dalam dirinya terdapat virus.

Sementara banyak negara yang tidak mengetes warganya kecuali mereka mengalami gejala.

China telah melaporkan jumlah total kasus dan kematian yang terjadi di negaranya pada 19 Maret 2020 lalu.

Namun, laporan intelegen AS menyimpulkan bahwa China tak melaporkan data yang sesungguhnya.

Negara lain, termasuk Korea Selatan, memasukkan pasien yang tidak mengalami gejala ke dalam daftar kasus yang terkonfrmasi.

Sebuah studi terbaru mengatakan, kasus virus corona yang paling menular adalah saat seseorang memiliki gejala ringan.

Para ilmuwan menemukan bahwa puncak seorang pasien positif corona untuk menularkan ke orang lain adalah pada minggu pertama.

Temuan baru adanya pasien positif corona di China tersebut dikhawatirkan sebagai gelombang kedua.

Karena gejala yang ditimbulkan minim, dikhawatirkan jumlah orang yang terinfeksi akan lebih besar dari gelombang pertama.***