LANGKAT-Masyarakat petani sawah merasa kecewa dan penasaran pasalnya hingga kini bantuan bibit/benih yang dijanjikan belum juga nongol.

Akibatnya 700 Ha lahan persawahan Daerah Irigasi (DI) Timbang Lawan kecamatan Bahorok terancam gagal tanam. Padahal sesuai kesepakatan rapat pada (4/3/2020) di Balai Prnyuluhan Pertanian (BPP) tentang Penentuan Pola Tertib Tanam Terpadu (P2T3) disepakati semai padi pada 15-30 Maret 2020.

Kala itu peserta rapat terdiri dari ketua kelompok tani (Poktan) Gabungan kelompok tani (Gapoktan) serta dinas terkait. Jadwal tanam juga telah disepakati 5-25 Aprol 2020 namun kondisi begini bisa gagal tanam.

Hal demikian dipaparkan salah seorang ketua Poktan Pulau Pisang, Abdul Munir PA saat ditemui dikediamannya pada Selasa, (31/3/2020) di Timbang Lawan.

Menurutnya dinas pertanian Langkat, melalui kordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Roslita mengaku dan menjanjikan bantuan benih/bibit Infari 32.

Sayangnya hingga kini bantuan dimaksud belum juga diterima petani. Kata Munir, sebagian petani sudah menyemai dengan bibit sendiri namun sebagian lagi masih menunggu.

Munir yang juga wakil ketua Kontak Tani Nelayan (KTNA) Langkat menambahkan petani merasa khawatir dengan situasi saat ini (covid-19 - red) sehingga bertahan ditanaman pangan.

"Namun pemkab Langkat dalam hal ini dinas Pertanian sepertinya kurang berpihak kepada peran sawah," pungkasnya.

Berkaitan itu kordinator PPL. Roslita Sembiring saat dikonfirmasi mengatakan bibit bantuan belum bisa dikeluarkan saat ini. "Belum bisa bang, ini pengakuan dinas pertanian propinsi sumut. Bibit dari sumut dan pengakuannya diminggu ketiga bulan April kaya Roslita menyakinkan. Ketiga disinggung tentang jadwal semai sesuai hasil rapat P2T3 kemaren, Roslita memaparkan sudah kita sampaikan kedinas pertanian Langkat dan propinsi Sumut.

"Namun keputusan tetap pada sumut, meski begitu kita tetap berkordinasi sehingga bantuan itu bisa dipercepat," urainya dari seberang selulernya.