MEDAN-Selalu ada peristiwa dibalik rasa. Dan sebuah rasa yang istimewa tidak hadir begitu saja. Ia sudah ditempa oleh trial and error, melewati banyak waktu percobaan yang akhirnya terhenti saat ia menemui titik kemapanan rasa. Itulah Gulai kepala ikan di restoran Lembur Kuring jalan Amir Hamzah, Medan.

Mengisahkan Gulai Kepala Ikan di Lembur Kuring, maka ada garis tangan Mulyani disitu, selaku salah seorang juru masak yang berada di restoran seafood terbesar di kota Medan ini. Seorang wanita Jawa yang berasal dari Kecamatan Perdagangan Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Hari itu ia tampak segar dalam balutan uniform biru muda lengkap dengan topi koki yang menutupi seluruh bagian kepalanya. Dari pakaiannya yang bersih dan rapi mengisyarakatkan higienisnya makanan yang disajikan. Ia mengakui merasa bahagia dan bangga dengan pekerjaannya. “Saya senang dan bahagia bekerja di restoran Lembur Kuring ini. Sudah 15 tahun saya disini, sebaya dengan usia Lembur Kuring. Rasa kekeluargaannya sangat terasa disini. Karena pemiliknya orangnya baik," akunya kepada Gosumut dalam sebuah kesempatan Februari silam.

"Alhamdulillah makanan yang saya masak cocok dilidah pelanggan, itu adalah kepuasan yang paling utama sebagai juru masak,”aku wanita berkulit putih ini dengan ramah.

Ia berucap menghadirkan hati yang ikhlas dan berusaha memberi yang terbaik adalah resep utama dalam sebuah pekerjaannya sebagai juru masak.

“Misalnya memasak, jika makanan itu rasanya kita suka, enak di lidah kita maka begitu juga dengan orang yang menikmatinya. Jika itu tidak enak di lidah kita, maka begitu juga di lidah orang lain. Memberi yang terbaik maka kita akan mendapatkan hasil yang terbaik, ”akunya.

Mulyani mengisahkan pertama sekali ia bekerja di Lembur Kuring sebagai pembaca bon. Ia membaca bon menu yang diorder kepada juru masak untuk memasak sesuai menu yang dipesan. Lama-lama ia merasa tertarik mempelajari dan memperdalam ilmu memasak khususnya resep resep masakan khas Nusantara.

Bagi Mulyani sendiri sebagai wanita yang tinggal di kampung, memasak bukanlah suatu yang asing. Ia sudah terbiasa turun ke dapur membantu orang tuanya untuk menyiapkan makanan dalam keluarga sejak kecil. “Tapi saat tiba di restoran tentu saja beda. Menu dimasak sesuai SOP perusahaan. Nah, saya pelajari itu,”akunya.

Dibimbing juru masak, Mulyani pun jadi terjun sebagai Chef. “Terakhirnya keterusan hingga hari ini. Sudah 15 tahun lah saya jadi juru masak,”ucapnya senang.

Berbagai menu khas Lembur Kuring disajikan Mulyadi. Seperti kepiting saus cabe , kepiting lada hitam, kepiting saus tiram, udang sambal, udang goreng mentega, gulai kepala ikan dan lainnya.

Diantara menu yang ada, ada salah satu resep spesial dari Mulyani, yaitu gulai kepala ikan. Terdapat pilihan gulai kepala ikan Kakap dan Kerapu. “Dulu menu ini juga sudah ada sebenarnya. Hanya saja saya sempurnakan lagi. Ada penambahan daun-daunan. Dia jadinya lebih wangi, lebih strong bumbu. Cocok untuk lidahnya orang Sumatera, ”aku wanita berdarah Jawa ini.

Oleh segala usahanya, Mulyani juga memperoleh hasil yang sesuai dengan perjuangannya. “Saya senang bekerja disini. Karena managemennya profesional. Lelah kita sesuai dengan hasil yang saya peroleh,”ujarnya.

Hal lainnya yang dirasakannya adalah dirinya tenteram dalam hal kebutuhan spritualnya selaku seorang Muslim. "Ibadah saya terjaga. Kita bisa melihat Lembur Kuring menyiapkan tempat sholat yang cukup baik dan bersih. Hal ini tidak hanya berlaku untuk pelanggan, karyawan juga. Karena pekerja disini 85 persen Islam, " akunya.

Selama menekuni pekerjaannya Mulyani sudah memiliki rumah idaman yang dibangunnya di kampungnya di Perdagangan. Ia juga sudah menunaikan ibadah umrah. Saat ditanya apa impian terakhirnya, dari sudut matanya tiba tiba menitik air mata. “Impian terakhir saya ingin menunaikan ibadah haji,”ucapnya dengan rasa haru.

Mulyani optimis dengan keinginannya. Karena pencapaian yang lebih besar pun sudah diperolehnya. Ia berharap restoran tempatnya bekerja terus berjaya, dirinya dalam keadaan sehat dan terus bisa berkarya sebagai juru masak di restoran Lembur Kuring. Oleh segala impiannya, Mulyani pun selalu semangat menekuni profesinya.