MEDAN-Perekonomian Sumatera Utara (Sumut) triwulan III 2019 lebih tinggi dari tahun sebelumnya atau 2018 yakni tumbuh 5,11 persen yoy. Namun lebih rendah dari triwulan sebelumnya (triwulan II) 2019 yakni 5,25 persen yoy. Begitupun secara histori pertumbuhan ekonomi di Sumut mayoritas di ayas pertumbuhan nasional.

Hal ini dikatakan Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah Sumut, Wiwiek Sisto Widayat bahwa secara spasial, pertumbuhan Sumut merupakan yang tertinggi ke-4 diantara 10 provinsi di Sumatera.

"Perekonomian Sumatera Utara ditopang oleh perbaikan Konsumsi Rumah Tangga didorong oleh tingginya belanja masyarakat pada masa liburan sekolah serta biaya pendidikan untuk tahun ajaran baru," katanya yang didampingi Wakil Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah Sumut, Ibrahim dan Kepala Group Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Bank Indonesia Wilayah Sumut, Andiwiana Septonarwanto, di kantor BI, Jalan Balaikota Medan, Kamis (9/1/2020).

Dikatakannya, sementara dari sisi eksternal, kinerja ekspor terkontraksi terutama disebabkan oleh ekspor antardaerah sejalan dengan penurunan LU Pertanian yang diindikasikan terkait dengan kemarau panjang. Konsumsi Pemerintah juga tumbuh melambat sejalan dengan normalisasi belanja operasional pemerintah.

"Tingginya konsumsi pemerintah disinyalir sejalan dengan kenaikan pagu anggaran belanja pemerintah daerah serta peningkatan anggaran transfer pusat ke daerah untuk dana desa dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik," sebutnya.

Lebih lanjut, deselerasi impor disinyalir sejalan dengan penurunan permintaan domestik dan ekspor luar negeri.

"Persiapan Pemilu 2019 serta aktivitas MICE dari pemerintah dan swasta diprakirakan mendorong kinerja LU perdagangan sementara berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah serta pembangunan dari sektor riil oleh swasta menopang pertumbuhan LU konstruksi," tukasnya.

Selain itu, LU pertanian diprediksi tumbuh menguat di tengah anomali cuaca musim kemarau yang lebih panjang.*