MEDAN - Mengawali awal tahun 2020, jajaran di Dinas Pariwisata Kota Medan melaksanakan apel pagi dengan berpakaian adat 14 etnis, Kamis (2/1/2020) di halaman Dinas Pariwisata Kota Medan. Usai apel, Kepala Dinas Pariwisata Medan, Agus Suriyono bersama jajarannya membagikan souvenir dan bunga kepada pengendara di persimpangan lampu merah Jalan HM Yamin/Jalan Jawa.

"Keberagaman kita hari ini menjadi salah satu alat pariwisata, alat pemersatu warga dan bangsa. Oleh karena itu, kita selaku aparat Pemerintah Kota Medan di Dinas Pariwisata harus menjadi tauladan. Budaya menunjukkan disiplin tinggi, disiplin ini kita terapkan dalam tugas sehari-hari," ungkap Agus seraya mengajak seluruhnya untuk wajib mendukung program yok bikin cantik Medan.

Dirinya menerangkan, walaupun berbeda-beda, namun seluruhnya tetap satu.

"Potensi keberagaman ini kita jadikan sesuatu yang menarik untuk dapat ditonjolkan sebagai alat promosi. Kita tingkatkan disiplin agar kita lebih baik daripada di tahun lalu. Tunjukkan komitmen kita untuk memajukan pariwisata," tegasnya.

Agus menjelaskan, dalam kegiatan sapta pesona dengan membagikan souvenir di lampu merah, dirinya mengajak seluruh ASN maupun honorer di lingkungan Dinas Pariwisata untuk terus menggelorakan pariwisata.

"Kota Medan hidup dari pariwisata. Makanya, peningkatan perekonomian digerakkan dalam bidang kepariwisataan," tandasnya.

"Sebagaimana program Kota Medan yok bikin cantik Medan, salah satunya kami mengandalkan potensi staf Dinas Pariwisata untuk memperagakan potensi pakaian adat yang ada di Kota Medan yakni 8 etnis Sumatera Utara dan 6 etnis pendatang. Potensi keberagaman ini akan dijadikan alat sebagai pembangunan khususnya di bidang kepariwisataan," ucapnya.

Selain itu, lanjut dia, pembagian souvenir itu merupakan bagian untuk mengajak warga agar dapat menuangkan ide kreatif yang akan menjadi potensi ekonomi dan daya tarik wisatawan akan berkunjung ke Kota Medan. Sebab, dirinya menilai, pelaku souvenir di kota ini relatif sedikit.

"Tentu ini untuk memicu masyarakat lainnya bahwa membuat souvenir Kota Medan merupakan potensi ekonomi. Jadi kami harapkan souvernir-souvenir ini menjadi contoh untuk (oleh-oleh) wisatawan yang datang ke Kota Medan," jelasnya.

KSelain mengajak masyarakat untuk terus mengingat kotanya dan membangun kota, kita juga memberikan peluang kepada masyarakat tentang membuat souvenir dengan harga yang ekonomis, juga bisa menjadi daya orang mengingat untuk datang ke kota ini," tutupnya.*