MEDAN-Menutup akhir tahun 2019 tepatnya di Desember 2019, Kota Medan mengalami deflasi tertinggi yakni 0,28 persen. Tak hanya Kota Medan saja tercatat Padangsidimpuan juga deflasi sebesar 0,13 persen. Hal ini dikatakan Kepala Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (BPS Sumut), Syech Suhaimi dalam paparannya di Kantor BPS, Kamis (2/1/2020).

"Dari 23 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Pulau Sumatera 17 kota tercatat inflasi. Inflasi tertinggi di Batam sebesar 1,28 persen dan terendah di Padang dan Dumai sebesar 0,07 persen," katanya.

Sementara itu, dalam bulan Desember itu di Sumut juga tercatat terdapat dua kota yang mengalami inflasi yakni Sibolga sebesar 0,51 persen dan Pematangsiantar sebesar 0,34 persen. Sehingga dari 4 kota IHK di Sumut yakni Medan, Padangsidimpuan, Sibolga dan Pematangsiantar terjadi deflasi 0,19 persen.

"Maka Sumut mengalami deflasi 0,19 persen," ungkapnya.

Adapun deflasi ini terjadi karena adanya penurunan indeks dari 142,29 pada November 2019 menjadi 141,89 pada bulan Desember 2019. Tak hanya itu, deflasi juga terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks empat kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,57 persen, kelompok sandang sebesar 0,45 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,12 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,01 persen.

"Untuk komoditas utama penyumbang deflasi selama Desember 2019 ini adalah harga cabai merah yang turun 17,43 persen, harga cabai rawit turun 21,27 persen, harga mobil turun 0,97 persen, harga ikan kembung turun 2,71 persen, harga anggur turun 16,63 persen, harga emas turun 1,15 persen dan harga kemeja pendek katun laki-laki turun 12,49 persen," jelasnya.

Sementara itu, komoditas yang mengalami peningkatan harga antara lain angkutan udara, bawang merah, dencis, daging ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng dan rokok putih.*