MEDAN-Masih banyak yang menganggap bahwa kecantikan ideal perempuan itu adalah perempuan yang bertubuh tinggi semampai, langsing dengan kulit putih dan rambut panjang seperti layaknya model di atas catwalk. Sehingga orang terutama terutama kaum perempuan akan berlomba lomba berusaha memenuhi kriteria tersebut untuk dikatakan cantik. Bahkan berbagai iklan produk pelangsing atau penurunan berat badan dan pemutih warna kulit selalu laris di media.

Namun tak jarang pula kita mendengarkan ucapan seperti : "Aduh kamu kok hitam ya, beda dengan kakak kakakmu yang putih bersih? " Ya ampun gemuknya,....itu betis gajah atau badak?

Hal tersebut bisa dikategorikan sebagai body shaming. Menurut Dokter Spesialis Kejiwaan sekaligus Ketua Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU), Dr dr Elmeida Effendy MKed KJ SpKJ body shaming didefinisikan sebagai tindakan yang mengejek atau menghina dengan cara mengomentari bentuk ukuran tubuh dan penampilan seseorang.

"Body shaming merupakan bullying secara verbal. Padahal disadari atau tanpa disadari hal tersebut akan melukai perasaan seseorang, ia akan menjadi tidak percaya diri karena bentuk tubuhnya, minder, mengasingkan diri, bahkan sampai tingkat yang ekstrim dapat merasa dirinya jelek, rasa malu, atau tidak berguna, turunnya harga diri depresi sehingga melakukan bunuh diri. Atau kritikan negatif tersebut dapat membuat seseorang melakukan cara cara negatif untuk tubuhnya seperti diet dan olahraga berlebihan, agar terlihat lebih kurus," terangnya pada Gosumut.com, Kamis (2/1/2020).

Sementara itu, mengenai skin shaming menurut Elmeida merupakan bullying secara verbal dengan mengatakan warna kulit seseorang lebih buruk dari orang lain. "Sering kita dengar ungkapan : Ih kamu sekarang kok hitam ya? Untuk itu, ada beberapa tips yang harus dilakukan saat kita mengalami body shaming ataupun skin shaming yakni satu tunjukkan kehebatan kamu di bidang lain, misal meskipun tubuh kamu tidak seperti seorang model, kamu memiliki kepribadian yang menyenangkan, ramah, mudah bergaul dan mau menolong siapa saja," jelasnya.

Kedua, abaikan perkataan orang tersebut, tetaplah berpijir positif untuk dapat menerima dan mencintai diri sendiri. Ketiga gali dan kembangkan bakat bakat positif, misalnya dalam bidang olahraga, seni, bahasa dan lain-lain.

"Keempat tunjukkan pada orang-orang kamu mencintai dan menyukai diri anda apa adanya, I love my self, tidak perlu berubah menjadi untuk dapat disenangi orang lain atau be your self. Tidak perlu menutupi warna kulit dengan berbagai lapisan pemutih agar kelihatan lebih terang , banggalah dengan warna kulit yang dikaruniai kepada kamu," ungkapnya.

Terakhir tetap percaya diri, dengan kepercayaan diri maksimal akan terlihat jauh lebih menarik dibandingkan orang yang selalu terlihat ragu dengan penampilannya.*