SIMALUNGUN-Kondisi jalan wisata pemandian alam Sweembath Bahapel yang berlokasi Dusun Huta VIII, Pasar III, Desa Nagori Naga Jaya I, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun, sangat prihatin tanpa adanya perhatian pemda setempat.

Pantuan Gosumut di lokasi, Rabu(1/1/2020), terlihat kondisi jalan menuju objek wisata pemandian alam Sweembath Bahapel kondisinya rusak di penuhi berlobang dan berbatuan sehingga aktivitas para pengunjung luar daerah sangat kesulitan untuk melintasi lokasi tersebut.

Ironisnya menurut warga setempat kondisi jalan menuju pemandian hampir 20 tahun lebih tidak adanya perhatian oleh Pemerintah setempat untuk meningkatkan pembangunan jalan menuju objek wisata pemandian tersebut.

Sehingga wisatawan saat melintas di pemandian alam Sweembath cukup diuji kesabarannya. Salah seorang pengunjung, Anto asal Batubara kepada Gosumut mengatakan, bahwa pariwisata alam yang berada di Kabupaten Simalungun sangat cocok mengajak keluarga dan rekan kerja. Selain memiliki mata air nan sejuk di balik kesejukan alamnya di tengah rerimbun pepohonan hijau yang besar, sehingga udara sejuk jadi penambah daya tarik wisatawan.

Padahal untuk tarif masuk, pengunjung tak usah takut harus merogoh kocek sampai dalam. Karena per orang hanya dikenakan tarif Rp 5.000 untuk hari biasa, sedangkan hari besar hanya dikenakan trarif Rp 10.000 per orang. Jika datang beramai-ramai bisa diberi potongan harga.

"Namun sayangnya pemerintah Kabupaten terkesan tidak ada perhatian untuk jalan menuju objek wisata tersebut"kata Anto. Menururnya, Selain harganya terjangkau tempat lokasi pemandian tersebut cukup bersih, sehingga para pengunjung cukup nyaman untuk mengajak keluarga untuk liburan.

Senada juga dikatakan Abdi warga Medan, bahwa lokasi pemandian alam Sweembath di Kabupaten Simalungun ini hanya kondisi jalan saja yang kurang bagus. Selain didapatkan jalan berbatuan dan juga banyak jalan yang berlobang saat menuju objek wisata pemandian tersebut.

Warga dilokasi, mengatakan bahwa kondisi jalan ini sudah cukup lama tidak adanya perbaikan, padahal para pengunjung sudah banyak dari luar daerah.

"Kurang lebih ada 20 tahun jalan ini tak ada perhatian Pemerintah Kabupaten, abang lihat sendirilah dari jalan sana hingga pintu masuk jalan objek wisata kondisi jalan tersebut rusak dan berlobang,"ucap Buk Atik kepada Gosumut.

Dulunya pemandian ini sangat sepi, tapi terus dikelola oleh pihak perkebunan PTPN IV Laras dengan masyarakat akhirnya pemandian ini terus di minati para wisatawan luar daerah, sehingga pemandian tersebut sekarang ini semakin ramai.

Selain harga terjangkau lokasi pemandian ini juga bersih. Bahkan Warga sekitar juga banyak yang hidup mencari nafkah menjajakan jajana kuliner, seperti mi sop, gadogado, pecal, mi goreng, dan beragam camilan serta minuman.

Buk Atik menceritakan, Konon muasal kolam renang Sweembath dibangun pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Kolam ini juga tempat orang-orang Belanda memanjakan diri menikmati masa istirahat untuk refreshing. Lokasi ini juga masih menjadi bagian dari Perkebunan PTPN IV Laras.

"Dulunya ini pamandian orang Belanda. Mereka yang bangun pemandian ini. Belakangan mulai dikelolah pemerintah dan warga setempat. Awalnya ini ditemukan mata air yang memancar besar dan jernih," ujarnya.

"Kita berharap oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun agar jalan desa kami yang menuju objek pemandian Sweembath bisa secepatnya di bangun agar wisatawan luar daerah lebih berminat untuk liburan di Desa ini," tandasnya.*