MEDAN - Partai Golkar dinilai punya komitmen kuat mengusung kader murni di Pilkada Serentak. Untuk itu, Tim Pilkada partai berlambang beringin didorong untuk menjemput bola melakukan komunikasi ke parpol lain. Demikian disampaikan Pengamat Politik USU Faisal Andri Mahrawa saat diwawancarai wartawan, Sabtu (21/12/2019) via sambungan telepon.

Dikatakan Dosen FISIP USU tersebut, komitmen Partai Golkar mengusung kader murni di Pilkada Serentak mendapat sambutan positif, khususnya bagi internal Partai Golkar.

"Apalagi sudah ditegaskan Plt Ketua Golkar Sumut tidak ada mahar. Tentu ini kesempatan baik bagi kader-kader aktif Partai Golkar yang berniat bertarung di Pilkada," ujar Faisal.

Faisal yang juga Pendiri Sekolah Kebangsaan Pemuda Indonesia (SKPI) itu mendorong agar Tim Pilkada yang dibentuk Partai Golkar segera menyahuti kesempatan tersebut.

"Ambil inisiatif segera berkomunikasi dengan Parpol lain untuk rencana koalisi dan sebagainya. Partai Golkar jangan menunggu dan harus take leader (memimpin) koalisi nantinya karena berpengalaman," ujar Faisal.

Di sisi lain, Faisal juga menyinggung soal Pilkada Medan. Menurutnya, pengalaman Golkar memimpin tim koalisi dan memenangi Pilkada Kota Medan dua kali berturut-turut harus menjadi lebih baik lagi pada Pilkada 2020.

"Artinya, ada kader murni yang harus diusung bertarung di Pilkada Medan karena dua pilkada sebelumnya tak ada. Berhubung cuma punya empat kursi di parlemen, komunikasikan saja dengan parpol lain. Bisa saja Golkar menempatkan nama Rolel Harahap sebagai Wakil Walikota yang memang terlihat serius untuk bertarung. Dan sekali lagi, Golkar harus take leader di tim koalisi," ujar Faisal.

Begitu juga dengan Pilkada lain di Sumatera Utara. Sebagai partai terbuka, Golkar disarankan tidak menunggu dan mengambil inisiatif memimpin koalisi dengan parpol lain.

"Yang penting jangan menunggu dan segera komunikasi dengan parpol lain," tegas Faisal.

Lalu, sebesar apa keseriusan Partai Golkar mengusung kadernya sendiri di Pilkada Serentak?

Menjawab itu, Faisal menilai pertanyaan itu bisa dikaitkan dengan hasil Munas X Partai Golkar kemarin.

"Munas yang menetapkan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum merupakan sinyal bahwa partai ini serius membangun komitmen bersama," tukas Faisal.