MEDAN-Dikatakan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi Setelah beberapa bulan belakangan mengalami inflasi tercatat di September 2019 Sumut akhirnya mengalami deflasi sebesar 1,81 persen.

"Di bulan September ini kalau kita lihat dari tingkat harga komoditas secara umum di Sumut ada mengalami penurunan harga sehingga terjadi deflasi. Tertinggi di Sibolga yakni 1,94 persen kemudian disusul Pematang Siantar sebesar 1,18 persen, lalu Medan sebesar 1,92 persen, dan Padangsidimpuan sebesar 0,95 persen," katanya saat pemaparan mengenai perkembangan IHK di Kantor BPS Sumut, Jalan Asrama No 179 Medan, Selasa (1/10/2019).

Sementara itu, deflasi juga terjadi secara nasional yang tercatat sebesar 0,27. Sehingga deflasi Sumut ini tercatat jauh di atas nasional.

"Kalau kita melihat tingkat inflasi bulanan selama dua bulan terakhir ini kita bisa lihat bawah deflasi bulan September ini jauh di atas deflasi nasional. Sehingga ini akan berpengaruh terhadap target inflasi kumulatif dan target inflasi secara year on year (yoy). Kalau kita lihat target inflasi kita bisa 3 plus atau minus 1. Sehingga bila 3 bulan mendatang bila kita mengalami deflasi seperti ini kita bisa mengalami inflasi yang rendah seperti tahun sebelumnya," terangnya.

Adapun beberapa komoditas penyumbang deflasi selama bulan September 2019 di Medan antara lain cabai merah, cabai rawit, bawang merah, angkutan udara, cabai hijau, daging ayam ras dan ketimun yang mengalami penurunan harga.

"Dari 23 kota IHK di Pulau Sumatera tercatat 19 kota yang tercatat deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,94 persen dengan IHK sebesar 144,61 dan terendah di Tanjung Pinang sebesar 0,11 persen dengan IHK 135,56," pungkasnya.*