TANAH KARO-Pembangunan jalan tol Medan - Berastagi sangat penting untuk direalisasikan. Jika wacana ini terwujud, tentunya meningkatkan daya saing bagian utara Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba.

Pernyataan ini diungkapkan Robert Tarigan SH salah seorang jurnalis asal Karo dalam diskusi ICK Sumut bersama Pemkab Karo terkait wacana pembangunan jalan tol Medan – Berastagi di aula Kantor Bupati Karo, Jalan Jamin Ginting Kabanjahe, Kamis (29/8/19).

Ia menjelaskan, mengingat seringnya terjadi longsor maupun kendaraan besar yang terguling/ rusak di tengah jalan serta padatnya volume kendaraan baik siang maupun malam hari di titik lokasi rawan macat, ini tentu sangat merugikan masyarakat.

Menurutnya, beberapa titik rawan yang kerap ditemui permasalahan diantaranya, Simpang Selayang, Lau Cih, Pancurbatu, Sembahe, Sibolangit (Hillpark), Bandar Baru, Doulu, Tugu Jeruk Tongkoh, Hotel Mikie Holiday Resort, Bukit Kubu dan Berastagi.

"Kemacetan di titik-titik lokasi tersebut tidak akan pernah berkurang, justru kedepan semakin parah, sehingga kebutuhan tol semakin urgen direalisasikan. Pembangunan tol ini mutlak dibutuhkan mengatasi kerugian akibat ditimbulkan kemacetan," tegasnya.

Ia menilai, Gubernur Sumut seharusnya lebih progresif untuk memperjuangkan wacana jalan tol Medan - Berastagi ini. "Gubsu dan Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah harus kompak menggedor Kementerian PUPR dan Presiden RI, karena jalan ini interkoneksi 11 kabupaten Sumut dan Aceh," katanya.

Lebih lanjut disampaikan, berdasarkan diskusinya bersama Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Medan Selamet Rasidi Simanjuntak, terungkap bahwa, pembangunan jalan tol secara ekonomi membutuhkan biaya Rp 100 miliar per Kilometer (Km) dengan dua lajur dua arah, komposisi 14 meter satu arah, seperti jalan tol Medan – Tebingtinggi yang memiliki dua lajur kiri dua lajur kanan.

Meski demikian, lanjutnya, anggaran Rp 100 miliar per Km tersebut dengan catatan kontur tanah yang datar. Jika daerahnya pegunungan atau perbukitan seperti jalan Medan – Berastagi, dibutuhkan Rp 200 – 225 miliar per Km. Untuk itu, asumsi keseluruhan dibutuhkan sekitar Rp 8 - 10 triliun, belum termasuk pembebasan lahan warga yang terdampak.

"Kepala BBPJN II Medan menjelaskan, tol Medan – Berastagi bukan ditolak, tapi mengingat keterbatasan APBN, maka untuk saat ini belum bisa direalisasikan. Tol Medan – Berastagi tetap berpotensi dibangun pemerintah ataupun investor, tinggal menunggu waktu, tentunya dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)," tutupnya.*