LABUHANBATU - Ratusan Tenaga Kerja Sukarela (TKS) Kesehatan Puskesmas Kabupaten Labuhanbatu mendatangi Kantor Dinas Kesehatan Labuhanbatu, Kamis (29/8/2019) siang tadi. Dalam aksinya, mereka meminta agar Dinas Kesehatan Labuhanbatu peduli dengan nasib mereka. Apalagi, kedatang TKS beberapa waktu lalu di Kantor Bupati dan DPRD Labuhanbatu tidak membuahkan hasil.

Menyikapi ini, Kepala Dinas Kesehatan Labuhanbatu, Tinur Bulan mengakui bahwa TKS Puskesmas tidak menerima gaji.

"Pastilah gajinya itu tidak ada, namanya juga tenaga kerja sukarela. Ini juga diperkuat dengan pembuatan surat pernyataan. Ada beberapa poin yang dibuat anak TKS dalam pernyataan tersebut yaitu tidak menuntut gaji, tidak menuntut menjadi CPNS, dan bersedia tidak bekerja lagi apabila tidak dibutuhkan lagi," beber Tiur di hadapan pendemo.

Untuk masa depan TKS, dirinya juga sudah sampaikan ke Kantor Bupati beberapa waktu lalu bahwa peluangnya ada 2 yakni menjadi tenaga honorer melalui program Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan penerimaan CPNS di BKD pada Oktober ini.

Di mana, Dinkes dan Pemkab Labuhanbatu mendorong dan mendukung tenaga TKS untuk mengikuti program tersebut.

"P3K ini program dari kementerian. Silakan anak-anak kami untuk menyiapkan persyaratan dan mengikuti testing. Apabila lulus, maka pemda setempat akan membayar gajinya," bilangnya.

Begitupun, pihaknya juga mendorong agar aspirasi tenaga TKS ini bisa disampaikan langsung ke kementerian.

"Kami akan dukung, ini kami dorong. Apa yang dibutuhkan dari sini, misalkan butuh (surat) pengantar dari kepala dinas," jelasnya.

Sebelumnya, Selasa (27/8/2019), mereka juga melakukan aksi demonstrasi damai dan menuntut agar pemkab memberikan mereka gaji yang layak dan patut serta meminta kepada Plt Bupati Labuhanbatu, H Andi Suhaimi Dalimunthe untuk memberikan SK masing-masing TKS Kesehatan.

“Selama ini kami sudah mengabdi kepada negara, baik jiwa dan raga. Setiap malam 24 jam kami sumbangkan (tenaga dan pikiran kami), tapi apa yang diperbuat negara kepada kami? Tidak ada. Sama sekali tidak ada. Kami pun tidak dihargai,” teriak salah seorang pendemo, Jenny Panggabean.

Dalam pertemuan dan audiensi yang sudah mereka lakukan, sampai saat ini belum ada titik temu atas permintaan yang mereka harapkan.

“Sudah bertahun, setiap tahun sudah dilakukan dan audiensi, tidak ada solusi. Yang menyuntik pasien kami, yang injeksi kami, yang menolong persalinan kami, yang jaga malam kami. Bahkan, kami yang menjaga malam saja membayar kami, sementara status kami TKS,” bebernya.

Di lain sisi, 530 TKS yang tergabung di 14 Puskesmas se Labuhanbatu itu meminta agar Presiden Jokowi untuk turun tangan menyelesaikan persoalan mereka.

“Kami meminta kepada Bapak Presiden, bantu kami tenaga TKS. Kami mau menang, abdi kami lihat Pak Jokowi Presiden kami. Kami sudah 11 tahun diangkat, sebagaimana yang lain bisa menjadi PNS, itu permintaan kami,” ungkap tenaga kesehatan lainnya.