TOBASA-Walaupun puncak perayaan HUT RI Ke - 74 pada 17 Agustus 2019 sudah lewat, tidak mengurangi semangat sekelompok Pemuda pedesaan desa Aek Uccim untuk menaiki puncak pegunungan tertinggi di desanya dengan membawa bendera merah putih sepanjang 4 Meter dan Lebar 3 Meter.

Kegiatan naik gunung di laksanakan untuk melangsungkan Upacara dan menancapkan sang merah putih di puncak pengunungan Sihabuhabu desa Aek Uccim Kecamatan Borbor Kabupaten Toba Samosir - Sumut sebagai bukti semangat kebangsaan dan Nasionalisme mereka kepada NKRI.

Sandi Sitanggang (24) ketua kelompok kepada Gosumut menjelaskan rasa bangganya. "Pendakian untuk penancapan bendera Merah Putih di Bukit (dolok) Sihabuhabu desa Aek Uccim oleh kami sekelompok pemuda desa pedalaman Aek Uccim pada hari Sabtu,24 Agustus 2019 sebagai bukti semangat nasionalisme kebangsaan kami,"tuturnya.

Keberangkatan tim pendaki di awali dari perkampungan desa Aek Uccim Sabtu Pagi, (24/8/2019 pukul 07.00 WIB dan tiba dipuncak pukul 11.00 WIB. "Rencana awal harus dipuncak tertinggi namun karena cuaca dan situasi kurang mengijinkan dan memadai terpaksa kami hanya di puncak ke duanya,"ungkapnya.

Dijelaskan Sandi, untuk menuju Puncak tertingginya harus menginap dulu dipertengahan Bukit, kemudian esok harinya baru melanjutkan perjalanan keatas bukit. untuk menuju puncak bukit harus menerobos semak belukar yang sangat lebat dan belum pernah ada yang melewatinya. "Dengan kesepakatan kami, tahun depan bukit ini harus kami taklukkan dan menacapkan Merah Putih pada pucuk sebatang pohon besar yang tertinggi di puncak bukit paling atas untuk menjadi tiang penyangga pada tiang Bendera setinggi 17 meter yang kami rencanakan tahun depan," terang Sandi.

Lanjut Sandi, semua tim berangkat dengan berjalan kaki menuju kaki bukit Sihabuhabu dengan menapaki tepian bukit dan menerobos semak belukar menuju puncak. perjalanan menuju puncak bukit yang di mulai dari kaki bukit dengan menempuh perjalanan melintasi jalan setapak yang pernah dilalui oleh warga desa untuk mencari hasil hutan serta dengan menerobos semak belukar yang sangat padat dan begitu semaknya. "Perjalanan paling memberatkan oleh tim pendaki adalah perjalanan mulai dari tengah kaki bukit menuju puncak yang harus menerobos semak belukar hutan yang belum pernah terjamah oleh manusia.kami hanya berhasil di puncak keduanya, walaupun di puncak kedua kami laksanakan upacaranya kami merasa senang, walaupun belum 100% terpuaskan karena belum mencapai puncak teratas,"imbuhnya.

Diakui Sandi, bahwa di hutan Bukit (Dolok) Sihabuhabu memang masih dihuni oleh beberapa kelompok binatang buas seperti Harimau Sumtera, Beruang Hutan (Goppul bahasa Batak, red) dan beberapa jenis ular berbisa serta beberapa binatang melata lainnya yang berbisa.

"Motivasi kami para pemuda desa Aek Uccim menaiki bukit Sihabuhabu dengan melaksanakan Upacara Bendera sebagaiamana layaknya Upacara penaikan Bendera supaya Pemerintah Daerah khususnya Pemerintah Pusat melihat dan memperhatikan kami para warga desa yang jauh di pedalaman sesuai dengan Thema HUT NKRI Ke - 74 tahun 2019 , SDM Unggul Indonesia Maju,"harapnya.

"Dengan pelaksanaan upacara penaikan sang Merah Putih di puncak ke dua bukit Sihabuhabu juga menunjukkan kepada dunia bahwa pemuda desa Sihabu habu adalah sangat mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia, NKRI harga Mati dan mendukung Indonesia Kuat dan Kokoh, Bersatu didalam keberagamanan biarpun kita berbeda tetap Satu didalam bingkai Negara Kesatauan Republik Indonesia " Bhineka Tunggal Ika," tegas Sandi.

"Melalui kegiatan ini kami juga menunjukkan kepada masyarakat luar bahwa kami warga masyarakat khususnya Pemuda desa Aek Uccim yang tinggal didesa terdalam yang jauh dari hiruk pikuk keramaian kota serta jauh dari kemewahan dan kecanggihan fasilitas teknologi saat ini tetap memiliki dan menjungjung tinggi nilai dan semangat kebangsaan,"tambahnya penuh semangat.

"Melalui semangat detik detik proklamasi ke 74 tahun 2019, kami pemuda desa Aek Uccim mendaki bukit Sihabuhabu dengan tujuan untuk menancapkan sang Merah Putih supaya berkibar diatasnya untuk disaksikan Alam Nusantara khususnya Desa Aek Uccim yang berada persis dibawah kaki Bukit Sihabuhabu bahwa kami pemuda putra desa pedalaman Aek Uccim Kecamatan Borbor tetap memiliki semangat Nasionalisme dan Kebangsaan. Kegiatan ini juga bertujuan supaya Pemerintah Daerah dan Pusat melihat dan mengetahui bahwa kami yang di desa terdalam sangat membutuhkan pembangunan infrastruktur, Kesehatan dan Pendidikan yang lebih baik dan memadai demi kemajuan dan peningkatan taraf hidup perekonomian masyarakat desa Aek Uccim yang jauh dari hiruk pikuk dan kermaian perkotaan serta nikmatnya kecanggihan teknologi di era modern ini. Kami warga desa Aek Uccim Kecamatan Borbor Kabupaten Tobasa berharap kiranya Pemerintah Pusat khususnya presiden Jokowidodo untuk memperhatikan dan mempedulikan kami. Karena perkampungan kami desa Aek Uccim sebahagian besar oleh UU Kehutanan adalah kawasan Hutan, padahal kampung dan desa kami ini sudah di huni oleh nenek moyang kami dari semenjak ratusan tahun silam jauh sebelum Penjajahan Belanda datang di tanah Batak. Mohon kami dibebaskan dari jeratan UU Kehutanan tersebut karena kami adalah Marga Batak keturunan si Raja Batak yang telah menghuni desa kami oleh nenek moyang kami dari ratusan tahun silam,"keluhnya dengan nada miris.*