MEDAN - Keluarga Besar Korps Alumni HMI (KAHMI) Komisariat Fakultas Hukum USU menggelar kumpul rembuk. Hasilnya, mereka mengukuhkan HMI Komisariat Hukum USU sebagai ujung tombak memenangkan Edy Ikhsan menuju medan satu dari jalur independen. Dalam kumpul rembuk, Jumat (23/8/2019) malam di Penang Corner Medan itu, upah-upah dan ulos tondi juga diberikan kepada Edy Ikhsan beserta Istri, Sri Rahayu Kartini yang juga kader KAHMI Fakultas Hukum USU.

Sebelum sesi rembuk dimulai, panitia meminta pandangan umum dari pengurus KAHMI Hukum USU, Syahruzal Yusuf SH.

Menurut Syahruzal, kumpul rembuk merupakan hal yang biasa dilakukan kader HMI. Namun, momentum kali ini karena ada salah satu kader KAHMI Komisariat Fakultas Hukum USU yang akan bertarung pada Pilkada Medan 2020 melalui jalur independen, Edy Ikhsan

"Tentu ini menjadi tanggung jawab kita apa yang mesti kita lakukan. Yang mesti cepat dilakukan adalah pengumpulan dukungan KTP karena jalur independen harus mengumpulkan 6,5 persen dari DPT Kota Medan dan melakukan pendaftaran ke KPU lebih dulu sebelum calon dari Parpol mendaftar. Langkah ke sana itulah yang akan difinalkan meski sudah ada rembuk-rembuk sebelumnya," urai Syahruzal Yusuf.

Usai pandangan dari pria yang dijuluki Ketua Komisariat HMI Hukum USU sepanjang masa itu, KAHMI mengupah-upah dan mengulosi tondi Edy Ikhsan dan istri Sri Rahayu Kartini.

"Upah-Upah dan ulos tondi ini supaya saudara kami Edy Ikhsan dan istri makin semangat mewujudkan Medan lebih manusiawi serta dimudahkan segala apa yang direncanakan bersama ini," kata Chairil Siregar SH mewakili KAHMI usai mengupah-upah Edy Ikhsan dan istri Sri Rahayu Kartini yang juga kader KAHMI Fakultas Hukum USU.

Sementara, Fauziah SH MHum menegaskan upah-upah dan ulos tondi ini bentuk dukungan penuh kepada Edy Ikhsan pada Pilkada Medan 2020.

"Kami mendukung penuh Edy Ikhsan demi mewujudkan Medan lebih manusiawi," kata Fauziah.

Sebelumnya, Edy Ikhsan mengatakan HMI telah mendarah daging dalam dirinya.

"Bukan saja karena sudah lebih dari 25 tahun ber-HMI, tapi juga keluarga kami berhimpun dalam HMI. Abang saya Ir Syaiful Bakhri pernah Ketua Komisariat HMI Pertanian. Istri saya juga ber-HMI," kata Edy Ikhsan.

Peraih penghargaan HAM dari Singapura itu menegaskan keputusan untuk bertarung dalam Pilkada Medan 2020 melalui analisis yang panjang. Sebagai seorang anak Medan kelahiran Jl Purwo Medan Perjuangan, Edy memiliki kegelisahan tentang masa depan kota bagi generasi selanjutnya.

"Ini bukan untuk Edy Ikhsan. Tapi sebagai anak Medan yang memiliki intelektualitas, salah jika kita membiarkan masa depan kota ini hancur. Saya yakin saudara-saudara ku yang lain merasakan betapa ketidakadilan itu kentara sekali. Paling parah adalah bahwa generasi kita nanti tak tahu bahwa Medan ini adalah kota sejarah, namun peninggalan sejarah itu hancur oleh visi pembangunan yang tak punya sense of history. Dan masih banyak lagi," tegas Edy.

Edy sudah mengutarakan niatan itu kepada istri dan dua anaknya.

"Dan pada 10 hari terakhir Ramadhan lalu saya beritikaf di masjid-masjid tua di Kota Medan ini. Saya katakan Ya Allah jika ini baik, maka permudahlah. Namun jika ini buruk bagi ku dan agama ku, maka hentikan niat ini segera," kata Edy.

Kemudian, Edy menyinggung niatan bertarung pada gelanggang Pilkada Medan yang sangat berat bagi dirinya yang tak memiliki banyak uang.

"Saya tak bergelimang harta, tapi saya punya saudara-saudara seperti di HMI ini, teman dan kawan di NGO serta kolega yang saya yakin akan membantu saya," ujar Edy.

Sementara dalam sesi diskusi difinalkan tentang pengumpulan dukungan KTP dan penggalangan dana untuk perjuangan bersama Edy Ikhsan.

"Ini hal yang biasa kita lakukan, yakin usaha sampai. Dan kita akan terus berkordinasi dengan tim database bang Edy Ikhsan terkait pengumpulan KTP ini," kata Marasamin Ritonga yang memandu diskusi.

Dalam kesempatan itu, Edy Ikhsan mengukuhkan Tim Pemenangan Edy Ikhsan di HMI Komisariat Fakultas Hukum USU. Tim itu diketuai oleh Syahruzal Yusuf SH.