MEDAN - Era industri 4.0 dan menuju 5.0 mengharuskan para dokter mau tidak mau dan suka atau tidak suka wajib hukumnya mengikuti perkembangan IT dan Iptek Kedokteran dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai etika, baik kesejawatan maupun kemanusiaan.

"JKN sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia terutama lapisan menengah kebawah. Para dokter dan tenaga kesehatan wajib memberikan pelayanan kesehatan dengan standar tertinggi," ujar Ketua IDI Cabang Medan, dr Wijaya Juwarna SpTHT KL menjawab wartawan akan PR terbesar IDI agar pelayanan kesehatan bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, Jumat (23/8/2019).

Menurut Wijaya, standar tertinggi butuh fasilitas pendukung dan biaya yang tinggi pula. Sementara defisit menjadi problem yang sulit diatasi saat ini, sehingga standar pelayanan jadi terkesan minimalis.

"Banyak masyarakat kita berobat keluar negeri lebih didasarkan "rasa" bahwa di luar negeri jauh lebih baik daripada negeri sendiri," ujar Wijaya.

"Harus disadari oleh masyarakat kita bahwa berobat ke luar negeri membutuhkan biaya yang tinggi, dan tingkat keparahan suatu penyakit akan mereka layanai di level 1 dan 2, sementara jika severity level 3 dan 4, mereka akan menganjurkan pasiennya berobat kembali ke negeri asalnya, misal kanker stadium 3 dan 4, kecuali pasien tersebut mempunyai banyak cadangan dana," timpalnya.

Wijaya mencoba mengingat kembali ke mantan Presiden RI kedua yakni Soeharto. Di mana, sampai akhir hidupnya, Soeharto tetap menjalani pengobatan di RS Pertamina di Jakarta.

"Problem utama kita adalah bagaimana nasionalisme tumbuh kembali khususnya di bidang kesehatan. Hal lain yang tetap harus dilakukan adalah menjaga dan meningkatkan terus kompetensi di bidang kedokteran," terangnya.

Dokter spesialis THT ini berharap agar JKN perlu dibenahi, sehingga pelayanan kedokteran bisa paripurna tanpa harus terlalu pusing memikirkan problem defisit yang belum kunjung selesai.

"Puskesmas dan Posyandu menjadi lini terdepan pelayanan kesehatan, terutama promotif dan preventif," pintanya.

Di lain sisi, Wijaya meminta agar kampung-kampung sehat juga perlu dikembangkan. Di mana masyarakat diharapkan secara mandiri menjaga kesehatannya, mulai dari kebisaan mandi dan sikat gigi minimal 2 x sehari, jendela rumah yang baik, begitu juga sanitasi dan kesehatan lingkungan yang baik," tutupnya.