MEDAN - Kebutuhan nutrisi sangat dibutuhkan dalam tubuh. Namun, nutrisi yang dibutuhkan harus berdasarkan gen dalam tubuh. Sebab gen berpengaruh pada sifat, fisik, kesehatan dan respon tubuh terhadap berbagai macam nutrisi.

Demikian disampaikan dr Fini Kollins pada conferensi pers dengan media usai Seminar Personalize Nutritions "Mau Makan Apa? Tanya DNA!", Sabtu (27/7/2019) di Grha Prodia Medan.

Menurut dr Fini, setelah seseorang melakukan tes gen, maka akan diketahui interaksi gen dengan nutrisi yang dimakan sehari-hari. Sehingga nutrisi yang diperoleh sehari-hari apakah cocok dengan gen seseorang.

“Jadi, untuk melakukan tes gen ini bisa dengan Prodia Nutrigenomics. Di mana pasien yang melakukan tes ini akan dilihat jenis nutrisi dan jenis olahraga yang tepat untuk pasien. Karena banyak nutrisi dan olahraga yang belum tentu ada manfaatnya untuk kita. Sehingga setelah diketahui nutrisi dan olahraga yang cocok untuk pasien tentunya akan mendapatkan manfaat, terutama mencegah suatu penyakit yang tidak diinginkan seperti hipertensi, obesitas dan lainnya,” kata dr Fini Kollins.

Tak hanya bagi orang sehat saja, bagi seseorang yang telah memiliki riwayat sakit tes gen ini juga sangat bermanfaat. Sebab ketika seseorang telah terdiagnosa suatu penyakit maka pencegahannya melalui nutrisi atau makanan-makanan yang dikonsumsi haruslah dijaga.

“Setelah di cek gen atau DNA nya ada aturan yang diberikan dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari. Sehingga kita mengetahui apa saja makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh tubuh kita yang bisa mencegah suatu penyakit yang tidak diinginkan. Sebab makanan sehat pun bisa menyebabkan sensitivitas dan jenis makanan tertentu akan memiliki resiko yang berbeda untuk setiap orang terhadap penyakit tertentu,” jelasnya.

Sementara itu, Marketing Communications Manager Prodia, Reskia Dwi Lestari mengatakan, saat ini sudah mulai menjadi trend di kalangan masyarakat untuk menjalankan gaya hidup sehat seperti diet mayo, diet keto, melakukan yoga, zumba, pound fit atau lari marathon dan kegiatan fisik lain.

“Namun justru mereka belum tahu ya apakah pilihan makanan dan kegiatan fisik itu sudah tepat untuk tubuh mereka atau belum. Selain tidak efektif tentu kita tidak ingin ketidaksesuaian tersebut malah menimbulkan resiko penyakit. Untuk itu pentingnya untuk terlebih dahulu mengetahui kebutuhan tubuh agar dapat memilih dengan tepat makanan ataupun jenis kegiatan fisik yang sesuai setelah melakukan pemeriksaan gen atau DNA tadi,” pungkasnya.