TEBINGTINGGI-Kementrian Kominfo terus mendorong 110 Kabupaten/Kota di Indonesia melalui penyediaan layanan call centre 112. Angka itu menjadi target Nasional.

Penyedia call centre 112 merupakan program penting bagi Pemerintah untuk penunjang pelayanan kepada masyarakat.

Kota Tebing Tinggi Sumatera Utara misalnya. Kota berpenduduk 180.000 jiwa tersebut merupakan salah satu kota dari ratusan wilayah yang telah terimplementasi call centre 112.

Pelayanan 112 yang telah lounching sejak Juli 2018 di kota berjuluk Kota Lemang itu mampu diterima oleh masyarakat. Terbukti, Gedung Dinas Kominfo Tebingtinggi yang berada dikawasan Jl T Imam Bonjol setidaknya telah menerima 6100 panggilan pengaduan berjalan hingga Maret 2019.

Kendati hanya 62 panggilan yang terverifikasi,persoalan darurat terkait masalah kesehatan, keamanan, kecelakaan, kebakaran, bencana alam ataupun jenis kegawatdaruratan diketahui dan telah ditindaklanjuti.

Grafik responsif publik terhadap program itu menjadi bukti dimana langkah peningkatan pelayanan kepada masyarakat disana sudah semakin tinggi.

Keberhasilan itu merujuk Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menggelar sebuah sosialisasi terkait Kebijakan Penyelenggaraan Layanan Panggilan Darurat 112 secara Mandiri serta Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Infrastuktur Pasif Telekomunikasi di Batam Kepulauan Riau, Kamis (16/05/2019) pekan lalu.

Pada acara bergensi yang dihadiri seratusan Kabupaten/Kota itu,Walikota Tebingtinggi Sumatera Utara, Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM dipercaya tampil sebagai narasumber.

"Layanan Tebing Tinggi Siaga 112 adalah bentuk layanan publik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Pemko Tebingtinggi untuk mengatasi permasalahan kota yang bersifat darurat, cepat dan responsif dalam penanganan kejadian meminimalisir jatuhnya korban," Ujar Umar Zuanidi.

Walikota dua periode itu memaparkan,call centre 122 dapat diakses gratis tanpa biaya dan sim card gunanya untuk mempermudah masyarakat memanggil layanan pengaduan untuk diberikan bantuan yang tepat dalam keadaan darurat.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI pun mengapresiasi keseriusan dan komitmen Walikota Tebing Tinggi beserta jajarannya didalam penggunaan dan pemanfaatan Call Center 112.

"Saya sih berharap TebingTinggi kedepan bisa menjadi rujukan ataupun percontohan penerapan layanan call center 112 seiring target Kemenkominfo RI sebanyak 110 Kab/Kota seluruh Indonesia yang sudah menerapkan Layanan Call Center 112 ini," papar Umar Zunaidi.

Kadis Kominfo Tebing Tinggi Dedi Parulian Siagian, S.STP, M.Si saat berada di Batam Kepulauan Riau mempertegas keterlibatan masyarakat,petugas medis,kepolisian,pemadan kebakaran dan OPD terkait call centre 112.

Peningkatanan sarana dan prasarana berikut Sumber Daya Manusia(SDM) berkompeten dibidangnya menjadi hal penting bagi Dedi dalam memberikan pelayanan call centre 112.

Pria jebolan Jatinagor Bandung Jawa Barat itu berharap masyarakat disana bijak dalam memanfaatkan pelayanan call centre 112.

"Tentu hanya 2,5 persen panggilan valid yang telah ditindaklanjuti,selebihnya panggilan prank atau tindakan iseng oknum," Ungkap Dedi kepada GoSumut.com.

Tindakan prank akan berdampak negatif bagi masyarakat yang membutuhkan pertolongan malah berpotensi bisa tidak tertangani.Dedi meminta para oknum segera menghentikan panggilan palsu dimaksud.

"Jelas panggilan prank dapat merugikan masyarakat kita, saya berharap mari kita sukseskan call centre 112 untuk keamanan kita bersama," Ajak Dedi.

Sebelumnya, Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) Kementerian Komunikasi dan Informatika berhasil merebut penghargaan dalam Kompetisi Contact Center World (CCW) 2017 Regional Asia Pasifik, di Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia yang berlangsung pada tanggal 10 s.d. 14 Juli 2017.

Penghargaan Bronze #3 Medal untuk Kategori Best Project Manager itu diberikan untuk Program Nomor Tunggal Panggilan Darurat (NTPD) 112 yang sudah beroperasi sejak tahun 2016.

“Ini adalah ajang internasional pertama yang BP3TI ikuti. Penghargaan ini merupakan apresiasi yang sangat tinggi kepada organisasi kami dan seluruh pihak yang telah bekerja keras untuk mewujudkan program 112 di Indonesia," tutur kepala Direktur Penyediaan Infrastruktur BP3TI Dhia Anuhrah F penerima penghargaan mewakili BP3TI.

Direktur Dhia Anugrah, kompetisi CCW 2017 bukan sekadar ajang mencari yang terbaik. Lebih dari itu, kompetisi merupakan wahana bertukar pikiran dan informasi tentang pengelolaan dan pengembangan contact center untuk memberikan layanan yang semakin baik kepada penerima manfaat. "Selain itu menjadi sarana yang strategis untuk mendukung pencapaian target organisasi. Penghargaan juga menjadi motivasi untuk ,agar mampu bekerja lebih keras lagi disetiap program yang diusung BP3TI,” tuturnya.

Di Indonesia, Program Nomor Tunggal Panggilan Darurat (NTPD) 112 telah dilaksanakan piloting sejak tahun 2016.

Bahkan telah beroperasi sejak akhir tahun 2016 di 10 kota di Indonesia, yaitu Kota Batam, Tangerang, Depok, Bogor, Bandung, Solo, Denpasar, Mataram, Balikpapan, dan Makasar. "Sedangkan Kota DKI Jakarta dan Kota Surabaya juga telah menerapkan 112 pada akhir tahun 2016 secara mandiri," tambah Dhia.

Kompetisi CCW yang bertaraf internasional itu yang mempertandingkan 35 kategori performa dan diikuti organisasi dan perusahaan top dunia.*