SERGAI-Bukti Firdaus Tinambunan (32) warga Dusun III, Desa Dampak Tolong, Kecamatan Bintang Bayu, Kabupaten Serdangbedagai, Provinsi Sumatera Utara akhirnya Berurusan polisi gara gara salah tembak.

Pasalnya dirinya nekat melakukan penembakan yang disangka babi dengan menggunakan senjata rakitan Gijluk yang selalu dipakai untuk memburu di ladang karetnya.

Namun bukanya hewan tertembak namun ia membidik temanya sendiri bernama Burhanudin Siahaan (50) warga Dusun I, Desa Damak Tolong, Kec. Bintang Bayu, Kab. Sergai, Prov. Sumut, Jum,at (12/4/2019) sekitar pukul 15.00 WIB.

Informasi yang dihimpun Gosumut Tinambunan yang akhirnya ditetapkan menjadi tersangka saat itu sedang berada di ladangnya bersama istrinya Kartina Purba (30).

Pasutri yang berprofesi sebagai petani itu didatangi korban dengan berjalan kaki. Saat bertemu dengan tersangka, korban mengajak untuk berburu babi.

Lantaran masih menjaga kolam dan kebun pisangnya, tersangka menundanya untuk menunggu sebentar. Akhirnya korban pun menunggu tersangka di ladang.

Sekitar pukul 15.30 WIB, tersangka mengajak korban berburu lantaran hari mulai turun hujan sembari membawa senapan rakitan Gijlok, yang biasanya digunakan untuk menjaga kolamnya.

Keduanya pun bersama sama berjalan kaki untuk berburu dan setibanya di perladangan kebun karet kemudian tersangka dan korban mendengar suara melompat dari sungai keatas.

Korban mengatakan, “itu ada babi,” mengetahui itu tersangka mengatakan. “Kalau ada babi kau tunggu aja disini jangan kau ikuti”. selanjutnya tersangka langsung berlari kedepan sambil memegang senapan Gijluk.

Layaknya seorang pemburu, tersangka bersembunyi sambil mengendap untuk mengintai babi yang akan lewat dengan persiapan membidik, seandainya ada babi yang melintas di disekitar lokasi buruan.

Tidak lama kemudian dengan jarak sekitar 25 meter tersangka melihat rerumputan bergoyang. Melihat itu, Tinambunan langsung membidik rumput yg bergoyang tersebut. Ia menduga bahwa dibawah rerumputan itu adalah babi yang sedang berjalan.

Dan setelah dibidik tersangka mendengar suara manusia menjerit. “Aduhhh….!!” menyadari ada yang tidak beres, tersangka langsung berlari mendekati suara tersebut dan ternyata yang di bidik tersebut adalah temannya sendiri Burhanudin Siahaan.

Menyadari yang dibidik adalah temannya, tersangka langsung memeluk korban dan menjerit jerit minta tolong, lantaran ditengah kebun tidak ada orang yang mendengar. Akhirnya tersangka menemui tetangga di ladang nya bernama Rambe Simamora.

Ia meminta tolong kepada Rambe Simamora agar menggotong korban ke kampung untuk mendapat perawatan. Sialnya, Rambe menolak dengan alasan masih capek karena baru saja bekerja memanen karet dan tak mau terlibat menjadi saksi.

Meskipun demikian, akhirnya Rambe Siamamora bersedia memanggilkan ipar tersangka di kampung, agar diberitahukan kepada warga kampung dan Rambe Simamora langsung pulang kerumahnya untuk memberitahukan kepada keluarga tersangka dan warga masyarakat.

Tak lama kemudian warga masyarakat datang melihat kejadian tersebut ditempat kejadian perkara (TKP). Namun korban sudah meninggal dunia ditempat dengan kondisi dada sebelah kiri terkena luka tembakan sebanyak satu kali dan dari dalam mulutnya mengeluarkan darah segar.

Kemudian korban langsung di angkat warga masyarakat ke kampung menuju kediaman korban. Sampai saat ini petugas masih mencari barang bukti senjata Gijluk yang ditinggalkan di perladangan miliknya.

“Korban dibawa ke RSU Bhayangkara Tebing Tinggi, sedangkan tersangka dijerat dengan pasal 359 KUHPidana,” tandas Kapolsek Kotarih, AKP Rasoki Harahap melalui Kasubag Humas AKP. Nelly.*