MEDAN - Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) Kota Medan menggelar pertemuan dengan usahawan Malaysia Product Development Center (MPDC) Dewan Ekonomi Usahawan Malaysia di Medan, Selasa (9/4).

Silaturahmi ini sebagai upaya untuk menjajaki jalinan kerjasama serta membuka peluang bisnis yang bisa dikolaborasikan di berbagai bidang seperti properti, food & bavarages, printing, fashion, komoditi pertanian, kuliner dan lainnya.

Ketua Rombongan Malaysian Product Development Center (MPDC) Dewan Ekonomi Usahawan Malaysia, Mohamad Nor Zaki, mengatakan silaturrahmi ini sebagai upaya untuk menjajaki peluang pasar di Indonesia khususnya Sumatera Utara.

“Kunjungan ini merupakan harapan warga Malaysia agar produknya dapat tembus ke Indonesia melalui Kota Medan. Begitu juga dengan pengusaha Medan yang sudah memiliki label halal agar bisa tembus tingkat dunia melalui Malaysia,” ujar Mohamad Nor Zaki kepada wartawan, usai pertemuan.

Menurut Zaki, hal ini karena label halal dari Indonesia sudah hampir semua negara yang mengakui sertifikat kehalalan MUI. Makanya pertemuan seperti ini akan dilakukan secara berkesinambungan.

“Jadi bisa tukaran, produk Malaysia bisa ke Medan dan begitu juga sebaliknya. Itu tujuan kami ke mari," imbuhnya.

Dalam pertemuan, Mohamad Nor Zaki membawa 9 orang pengusaha asal Malaysia. Nanti akan dibawa kembali sebanyak 50 pengusaha untuk melihat peluang usaha dan pemasaran di Kota Medan. Jadinya, pertemuan akan dilakukan secara berkelanjutan ke depannya.

Mohamad Nor Zaki juga mengaku potensi pasar di Medan yang cukup menggiurkan. Apalagi Kota Medan merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia.

"Insya Allah tadi kita sudah bincangkan dengan Asprindo. Mungkin UKM Asprindo akan kita bawa Malaysia, begitu juga usahawan Malaysia akan kita bawa untuk tes pasar di Medan,” sambungnya.

Sementara itu, Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru, Malaysia, Zainul Idris Yunus mengatakan, silaturrahmi yang digelar ini sangat baik untuk pengembangan pemasaran bagi Kota Medan dan Malaysia.

"Mengingat banyak warga negara kita, khususnya tenaga kerja dibawah kerja KJRI Johor Bahru membawahi Johor Bahru, Negeri Sembilan, dan Pahang‎ ada 360 ribu WNI, yang legal maupun ilegal," tutur Zainul.

Zainul menjelaskan ada kerinduan Warga Negara Indonesia (WNI) merasakan produk-produk Indonesia terutama kuliner. Karena, kuliner Indonesia memiliki khas tersendiri dibandingkan kuliner Malaysia.

"Ini juga menjadi pasar produk Indonesia yang dikirim ke Malaysia. Misalkan di Batu Pahat, itu banyak keturunan Jawa. Pastinya mereka juga masih ingin produk-produk makanan khususnya Indonesia. Makanya tidak heran di sana itu ada istilah Mie Bandung, Restoran Padang, walaupun Padangnya orang setempat. Produk-produk nabati, ricis. Produk nabati 50 kontener dikirim ke Malaysia. Pabriknya, ada di Majalengka, Jawa Barat," ungkap Zainul.

Ia menambahkan pengusaha di Medan dan di Indonesia harus mengutamakan produk halal dan kemasan yang baik diserta dicantumi dengan komposisi produk. Karena, Malaysia sangat melihat produk halal untuk dikonsumsi.

"Kemudian, Asprindo harus melakukan dan ikut pameran Malaysia Internasional Halal di Kuala Lumpur, juga diikuti pengusaha kita juga. Festival Budaya Islam Malaysia, dari Aceh juga mengikuti itu," jelas Zainul.

Ketua Asprindo Sumut, Rafriandi Nasution mengatakan pertemuan dengan usahawan Malaysia ini menjadi peluang untuk melirik pasar Malaysia untuk pengembangan usaha ditingkat internasional.

“Silaturrahmi ini memperkenalkan produk keduanya, baik dari Malaysia maupun dari Medan. Produknya jelas, konkrit komunikasinya juga oke. Dua-duanya membukakan peluang. Jadi bisa produk Malaysia atau Johor Bahrunya ke Medan, untuk dipasarkan atau bisa dari Sumatera Utara, tidak terbatas Medan saja, bisa masuk ke wilayah mereka,” jelasnya.

"Ini peluang-peluang kita, untuk memanfaatkan peluang-peluang itu. Ada kesepakatan bisa ditindaklanjuti untuk dijadikan MoU," sambungnya.

Rafriandi juga menjelaskan di Sumut sendiri untuk makanan dan minuman hanya 7 persen. Tetapi, Pertanian dan Perkebunan sudah mencapai 17 persen. Hal ini, menjadi peningkatkan pertumbuhan ekonomi di Sumut.

"Yang mana kita pacu, kita pacu. Yang tidak, bisa kita lihat peluang yang lainnya. Bila ada perlambatan ekonomi menjelang pemilu, terutama pemilihan presiden melihat siap pemimpinnya. Kita bisa melirik ke negeri sebrang," tutur Rafriandi.

‎Melalui KJRI Johor Baru, Rafriandi mengharapkan Malaysia bisa menjadi pasar produk-produk yang pelaku usaha tergabung didalam Asprindo Sumut hingga menembus pasar di Singapura juga.

"Asprindo sudah mempunyai cabang 23 negara. Tapi, cabang di Malaysia, Singapura dan Thailand belum ada. Di Arab Suadi banyak kita," tandasnya.

Secara terpisah, selaku tuan rumah, Ketua Asprindo Medan, M Said Tanjung menyebutkan dari pertemuan silaturrahmi tersebut semakin banyak terbuka peluang-peluang yang bisa di kerjakan bersama. Terutama terkait kuliner, komoditi lokal, pertanian lokal.

“Ada muncul harapan baru. Komunikasi kita juga tidak ada masalah. Kitajuga sudah kontak-kontak untuk membangun satu hubungan bisnis,” imbuhnya yang mengaku optimis, pertemuan ini bisa dikembangkan menjadi lebih serius.