BALIGE - Akademisi Kesehatan Sumatera Utara, Dr dr Umar Zein SpPd, KPTI, DTM&H melaunching novel "Tegar" sekaitan dengan HUT ke-16 HKBP Balige, Jumat (29/3/2019) di Aula HKBP Balige. Dalam kegiatan ini, praktisi kesehatan dari Fakultas Kedokteran UISU bersama HKBP Balige, pemerintah, pegiat kesehatan dan anak sepakat memberikan pelayanan bagi penderita HIV/AIDS. Hal ini mengingat masih banyak anggapan bahwa HIV/AIDS adalah penyakit kutukan sehingga para penderita maupun anaknya menjadi terabaikan nasibnya.

Dihadapan Ephorus HKBP Pdt Dr Darwin Lumbantobing dan Bupati Tobasa Darwin Siagian, Ketua KPAI Arist Merdeka Sirait, mengatakan menyambut baik komitmen kerjasama organisasi keagamaan dengan pemerintah dalam penanganan korban HIV/AIDS terutama pada anak-anak. 

Lebih lanjut, Arist mengatakan pihaknya menyampaikan rasa terimakasih kepada Umar Zein yang telah menerbitkan buku Tegar. Ini menceritakan kisah nyata yang dialami kakak beradik di salah satu kawasan Samosir, Sumatera Utara, yang terdzalimi bahkan dikucilkan dari kehidupan sosial.

"Ini salah siapa? Tentunya salah kita semua yang gagal paham tentang penyakit itu sendiri. Karena itulah, perlu adanya peran pemerintah, tokoh masyarakat dan tokoh agama sangat membantu dalam menyemangati penderita.

Senada dengan itu, Bupati Tobasa pun siap membantu dalam memberikan pelayanan kepada para penderita terlebih pada anak-anak penderita HIV/AIDS melalui dinas terkait.

Selain itu, pihaknya juga melakukan sosialisasi pencegahan penyakit tersebut baik melalui pertemuan yang diakomodir oleh kepala desa maupun di sekolah-sekolah.

Sementara itu, Ephorus HKBP, Darwin Lumbantobing, menyampaikan permasalahan ini telah menjadi perhatian utama dari HKBP, menyikapi nasib anak-anak yang terpapar HIV/AIDS tersebut.

Pada peringatan syukuran dan perayaan HKBP AIDS Administry ke-16, mengajak segenap para jemaat maupun masyarakat serta pemerintah tentunya agar melakukan pelayanan kepada para penderita. 

"Dan tadi, kita telah memperkenal website tentang pemahaman HIV/AIDS secara menyeluruh. Nantinya dapat diklik www.hkbpaidsministry.org. menyambung sebagaimana disampaikan Ketua KPAI Arist Merdeka Sirait, bahwa di Solo ada anak-anak penderita HIV/AIDS dapat hidup layak anak biasanya bermain dan belajar bersama tanpa khawatir tertular," bilangnya.

"Kalau di sana bisa, kenapa di sini tidak bisa dilakukan? Jadi kita mewujudkan hal tersebut agar mereka mendapatkan fasilitas pendidikan dan pengobatan yang layak," timpalnya.

Senada dengan itu, Kepala Prodi Profesi FK UISU, Dr.dr Umar Zein, Sp.PD, KPTI, menyebutkan munculnya untuk membuat cerita tentang kisah nyata tentang adanya kakak beradik yang terpapar Hiv/Aids karena banyak yang tak mau tahu. Ini jelas yang salah dalam penanganan medisnya.

"Kenapa masih banyak dokter yang tidak mau tahu yang sebenar mereka tahu bagaimana cara penularan HIV/AIDS tersebut," ungkapnya. 

Mirisnya lagi, Umar Zein mendengar sakitnya saja mereka tidak mau melihat apalagi untuk memeriksa.

"Jadi yang salah itu kami selaku tim medislah yang ikut melakukan sosialisasi dan penyuluhan sehingga tidak menyebabkan gagal paham di masyarakat," ujarnya.

Jadi tulisan ini dibuat dan dibukukan dalam suatu karya tulis untuk mengajak seluruh komponen masyarakat secara bersama-sama melakukan pencegahan maupun penanganannya.

Mereka anak-anak yang terpapar virus tersebut merupakan korban dari orangtuanya yang seharusnya dilindungi, dilayani dan diobati. Dengan pengobatan teratur dan dukungan moral ini sangat membantu dalam menyemangati untuk kesembuhan.

Dalam acara tersebut tampak Bupati Tobasa, Ephorus HKBP Balige dan perwakilan masyarakat menandatangi kesepakatan menolak stigma dan diskriminasi terhadap korban terpapar HIV/AIDS.*