MEDAN - Pendiri Museum Pustaka Peranakan Tionghoa, Ir Azmi Abubakar mengatakan, etnis Tionghoa merupakan tonggak perjuangan bangsa. Seandainya diberi kesempatan memilih menjadi etnis apa, Azmi mengatakan lebih memilih jadi etnis Tionghoa.

“Bagi saya Tionghoa membanggakan. Mengukir sejarah kebangsaan,” ujarnya dalam Dialog Kebangsaan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) “Kita Pancasila, Kita Indonesia” yang digelar INTI Sumut, Selasa (12/3).

Hadir dalam acara itu, Ketua INTI Sumut, Anwar Susanto, Sekretaris Tomi Wistan serta Ketua Harian Perhimpunan INTI Pusat yang juga Penasihat Ikatan Alumni Lemhanas Komisariat Sumut, dr Indra Wahidin.

Dilanjutkan Azmi, bahwa bangsa ini kehilangan identitasnnya. Bukan hanya tidak tahu identitasnnya sendiri, tetapi tidak tahu juga tentang sejarahnya sendiri. Menurutnya, etnis Tionghoa mengukir sejarah tinta emas bangsa Indonesia.

“Jadi sesungguhnya, diskriminasi intoleransi etnis Tionghoa adalah diskriminasi terhadap bangsa itu sendiri. Bukan antara kamu dan saya,” sebutnya.

Sayangnya, di etnis Tionghoa sendiri mengalami persoalan yang sama. Mereka memutus mata rantai mereka dengan apapun tentang dirinya. Mereka dianggap menjadi Indonesia ketika meninggalkan identitas dirinya.

“Mereka juga dipaksa meninggalkan identitasnnya. Itulah orde baru,’ sebutnya. Apa yang ada di museum yang ia dirikan sebenarnya ia ia jadikan bahan ajar di sekolah.

“Tahun 1960 itu sejarah peran Tionghoa itu masuk dalam bahan ajar di sekolah. Ini yang ingin saya munculkan lagi,” sebut pria asal Aceh tersebut sambil berharap ada semangat patriot dari generasi Tionghoa ke depan yang ikut mempertaruhkan diri mereka demi bangsa Indonesia.

Menambahkannya, Indra Wahidin menyebutkan bahwa sebenarnya tidak perlu dipaksakan untuk mencintai Indonesia. Karena menurutnya itu berjalan dengan alamiah.

“Kakek saya misalnya kemarin pakai celana hitam. Sekarang malah beliau lebih senang pakai batik. Itu alamiah tidak disuruh-suruh. Begitu juga makanan. Dahulu bubur, sekarang malah lebih suka nasi padang, gado-gado bahkan ayam penyet,” sebutnya.

Sementara Tomi Wistan dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kehadiran Azmi Abubakar. “Harapan kita dialog kebangsaan ini bisa memberikan pengetahuan terutama bagi pengurus INTI Sumut,” ucapnya. *