MEDAN - Menteri Perdagangan Era Pemerintahan SBY, Muhammad Lutfi memuji pembangunan infrastruktur jalan tol di masa pemerintahan Joko Widodo. Hal ini disampaikannya dihadapan ribuan peserta seminar 'Hijrah Menuju Kemajuan Bangsa' yang diselenggarakan Rabu Hijrah di Medan, Rabu (6/3/2019).

"Saya ini menteri-nya Pak SBY, Pak SBY ini jagoan, 10 tahun menjabat, bangun jalan tol sepanjang 212 Km atau 21 KM pertahun. Lebih hebat dari presiden-presiden sebelumnya, tapi 10 tahun ya. Tetapi, Pak Jokowi, orangnya kurus-kurus kerempeng ini bangun 671 Km jalan tol dalam empat tahun atau kira-kira 161 Km pertahun, bukannya saya menjelekkan presiden bos saya sebelumnya, tidak, tapi saya tunjukkan angka," jelas Muhammad Lutfi.

Sebelumnya dia juga menjelaskan, pembangunan jalan tol itu sangat penting, namun pembangunan jalan tol ini sangat sulit dan sangat mahal.

"Kita lihat Pak Harto, 30 tahun berkuasa hanya membangun 490 Km jalan tol, artinya pertahun hanya 16 KM. Presiden Habibi, Gusdur dan Megawati hanya sedikit tahun (menjabatnya), jadi mereka hanya membangun 5 km, 3 km dan 10 Km saja pertahunnya," ungkapnya.

Dia juga menegaskan, membangun jalan tol bu?an pekerjaan mudah setelah reformasi, karena masyarakat bisa angkat tangan untuk menyatakan tidak setuju jalan tol dibangun di atas tanahnya. Hal itu merupakan hak demokrasi yang bebas.

"Tapi Pak Jokowi selalu datang dan negoisasi sendiri untuk membebaskan tanah-tanah itu, hasilnya jalan tol ke Kualanamu Medan dan saat ini lagi dibikin Tol Trans Sumatera," pungkasnya.

Dia juga menyebut, pemerintah harus membangun infrastruktur dan transfer teknologi agar negara tidak terjebak menjadi negara kelas menengah.

Diakhir paparannya, dia menyarankan peserta seminar untuk memilih pemimpin yang baik dan benar.

"Mudah-mudahan Kita semua sama, memilih pemimpin yang sudah terbukti," katanya.

Hadir juga sebagai pembicara dalam seminar tersebut, Kadin Sumut Ivan Iskandar, Pakar Ekonomi Islam Dr. Ir. Hermansyah Alam, dan Wakil Dekan Fakultas Ekonomi UMSU Ade Gunawan.