SERGAI-Selaku Pemerintahan Daerah kami turut bangga sebab GSJA memilih Sergai sebagai tempat penyelenggaraan Rakerda ini, muda-mudahan kabupaten ini akan di kenang sepanjang masa oleh peserta Rakerda, sehingga membuat Rakerda selanjutnya juga di selenggarakan di tempat ini.

Hal ini Diungkapkan Bupati Ir.H.Soekirman didampingi Asisten Pemerintahan Umum Herlan Panggabean dan para pendeta dan Misionaris Korea Selatan.

Saat menghadiri acara Pembukaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) I Sumut-Aceh Tahun 2019, dilokasi Pantai Wong Rame, Kecamatan Pantai Cermin, Sergai. Selasa sore (12/2/2019).

"Mengingat pariwisata Sergai saya selalu katakan pada pengusaha pariwisata "Jadikan tempat ini tempat yang nyaman dan aman, agar pengunjung senang dan tempat ini akan menjadi ramai. Keamanan dan kenyamanan merupakan hal penting di samping hal keindahan dalam Pariwisata," ucap Soekirman.

"Berbicara soal Agama bahwa kita semua tahu akan Tuhan tidak perlu pembelaan, tetapi Tuhan juga tidak ingin namanya di sebut-sebut sebagai pembelaan bagi kaum teroris. Manusia yang memiliki Agama yang baik tidak akan mau menjadi teroris, seperti yang diajarkan dalam Agama Islam pada umatnya bahwa umat Islam harus menjadi manusia yang pengasih dan penyayang, maka tidak di benarkan seorang umat muslim bertindak anarkis," tambahnya.

Menurutnya, dilain hal bahwa tahun ini merupakan tahun politik, menjelang 17 April 2019 pesta demokrasi, dihimbau kepada seluruh masyarakat janganlah membawa gunting, namun bawalah jarum. Gunting merupakan alat pemisah sebuah kain, namun jarum merupakan alat yang menyatukan dua buah kain menjadi satu.

"Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar beragam suku dan budaya berada di dalamnya, mari sama-sama kita menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dari tangan-tangan yang ingin memisahkan kita,"pungkas Soekirman.

Sementara itu, Ketua Umum GSJA Pendeta Antoni Silaban menyampaikan bahwa Rakerda tahun ini dilaksanakan di wilayah I, dan kita bersyukur hari ini telah hadir 142 pendeta dari wilayah satu hingga tujuh Sumut-Aceh.

"Selama ini pelayanan kita sudah baik namun masih jauh dari sempurna, masih banyak jiwa jiwa yang harus kita gembalakan yang Tuhan percayakan dari kita, sebagai tambahan Tuhan, kita dituntut tidak boleh merasa puas dari pelayanan yang telah kita berikan," ungkap Antoni Silaban.*