PADANGSIMPUAN-Entah mimpi apa pria berinisial AAH (34), yang berdomisili di Lingkungan IV Kampung Selamat, Kelurahan Wek I, Padangsidimpuan Utara, Kota Padangsidimpuan ini, beruntung dia masih memakai helm saat empat orang tak dikenal (OTK) secara tiba-tiba datang menghampiri sambil menggertak lalu memukul kepalanya pakai helm.

"Kalau tak pakai helm, bisa jadi benjol bang,"katanya saat ditemui GoSumut.com, Selasa (12/2/2019) siang. AAH yang menjalankan profesinya sebagai wartawan di salah satu Surat Kabar Mingguan, Biro Padangsidimpuan ini menceritakan, peristiwa tersebut dialaminya pada Sabtu (9/2/2019) malam sekira pukul 19.00 WIB, di sekitar Jalan Sihoring Koring, Kecamatan Padangsidimpuan Batu Nadua, Kota Padangsidimpuan.

Saat itu korban mengunjungi rekannya dilokasi tersebut. Saat AAH berniat membeli rokok menuju warung disalah satu simpang jalan disekitaran Jalan Sihoring Koring dan tiba-tiba di stop oleh dua wanita yang hendak menumpang. "Aku gak ada firasat apa-apa bang dan langsung membawa mereka (wanita) ke simpang yang mereka maksud. Setelah mereka turun aku pun beli rokok dan balik lagi ke tempat rekanku,"lanjut pria berperawakan putih ini.

Belum sampai 10 menit dia duduk, AAH mengatakan tiba-tiba didatangi 4 orang yang tidak kenalnya sembari mengatakan "Mana, mana orang nya tadi ?"sebut AAH menirukan, "Kenapa ? Ku tanya. Bukannya jawaban, malah kepalaku langsung dipukuli ke 4 orang itu, sambil mengatakan kau bawa istri orang ke Simarsayang,"cetusnya menyambung ceritanya. Setelah memukuli AAH, ke 4 OTK itu pun pergi, dan tak berapa lama warga pun berdatangan.

Berniat menenangkan diri, AAH duduk di samping salah satu rumah warga. Tak berapa lama, muncul juga Kepling (Kepala Lingkungan) setempat bersama istrinya dan langsung mengatakan, "Kau kenapa kau urus-urus KK (kartu keluarga) disini,"ucap AAH sambil mengingat-ingiat kejadian itu. Atas kejadian dan ucapan si Kepling, AAH berfirasat bahwa kejadian yang menimpanya malam itu sudah direncanakan dan ke 4 OTK yang memukulinya adalah suruhan seorang oknum, dengan tujuan untuk menggertak atau membungkamnya untuk tidak ikut campur dalam urusan KK di Lingkungan Sihoring Koring.

Masih keterangan AAH, sebelumnya beberapa waktu lalu, dia sempat mendalami kasus dugaan Pungli (Pungutan Liar) terhadap warganya yang dilakukan oleh Kepling yang mendatanginya di lokasi kejadian untuk mengurus KK. "Memang sebelumnya, warga setempat banyak yang menyampaikan samaku bahkan ada yang  mengaku sudah 2 tahun mengurus Kartu Keluarga dan KTP (Kartu Tanda Penduduk) melalui Kepling setempat sampai sekarang belum selesai dan malah mereka sudah bayar dengan tarif bervariasi, ada yang 300 sampai 500 Ribu Rupiah.Kemudian saya mintak berkas warga itu dan bertanya ke Dinas Kependudukukan dan Catatan Sipil (Disduk Capil) Kota Padangsidimpuan. Dan berdasarkan jawaban dari pihak Didu Capil Padangsidimpuan berkas yang saya bawa tersebut tidak pernah di ajukan sebelumnya,"ungkap AAH.

"Berdasarkan itulah saya menduga bahwa pemukulan yang saya alami adalah rentetan untuk membungkam saya terkait pengutipan uang pengurusan KK dan KTP tersebut,"ulang AAH munyudahi.*