MEDAN - Ketua Umum (Ketum) Pengurus Provinsi (Pengprov) PBSI Sumatera Utara periode 2018-2022, Suripno Ngadimin, melalui Sekretaris Umum (Sekum) PBSI Sumut, Edi Ruspandi, menegaskan dan membantah tidak ada dualisme yang terjadi di tubuh organisasinya. Hal itu disampaikan Edi menilik dari pemberitaan dari berbagai media online belum lama ini di mana oknum bernama Datuk Selamat Ferry mengaku-ngaku sebagai Ketum PBSI Sumut 2018-2022 dan mendesak digelarnya Musyawarah Provinsi Luar Biasa (Musprovlub) ulang.

"Lucu. Ada orang yang ngaku-ngaku sebagai Ketum (PBSI Sumut) tapi gak pernah pegang SK (Surat Keputusan) dari PP (Pengurus Pusat) PBSI. Yang pegang SK yang sah adalah kami atas nama Ngadimin Suripno sebagai Ketum," kata Edi kepada wartawan di Medan, Sabtu (2/2/2019).

Bahkan, lanjut Edi, SK PP PBSI Nomor 138/0.5/IV/2018 tanggal 2 April 2018 tentang Kepengurusan PBSI Sumut di bawah kepemimpinan Suripno Ngadimin sebagai Ketum semakin diperkuat dengan surat klarifikasi dari KONI Pusat Nomor 2299A/UMM/XII/18 tanggal 12 Desember 2018 yang menyatakan Ngadimin Suripno tetap sah dalam menjalankan roda organisasi PBSI Sumut.

Edi juga menambahkan, salah satu poin surat dari KONI Pusat itu menegaskan putusan Majelis Hakim Baori yang menyidangkan sengketa Kepengurusan PBSI Sumut yang lalu produknya adalah cacat hukum sehingga putusan tersebut wajib dikesampingkan.

"Jadi tidak ada urusan Datuk Ferry mendesak atau berkoar-koar di luaran sana untuk menggelar Musprovlub ulang. Coba dia lihat dan baca isi surat KONI Pusat itu," tegasnya.

Lebih lanjut Edi menjelaskan, bukti diakuinya Kepengurusan PBSI Sumut dibawah Ngadimin Suripno kian nyata di mana pihaknya selalu hadir dalam rapat-rapat resmi yang digelar PP PBSI maupun dari KONI Sumut.

"Bahkan saya yang hadir langsung dalam Mukernas (Musyawarah Kerja Nasional) PBSI pada 21-22 Desember 2018 lalu di Jakarta dan Rapat Anggota KONI Sumut Tahun 2019 belum lama ini. Itu menandakan bahwa PBSI Sumut dibawah Ngadimin Suripno tetap diakui," ujarnya.

Edi menyayangkan sikap pihak Datuk Ferry yang menyerang atau mencari masalah ke pihaknya. Terlebih lagi pihaknya akan menggelar sebuah turnamen bertaraf internasional pada pertengahan Maret 2019 mendatang.

"Event nya Daihatsu Astec Open yang mana ini merupakan kompetisi Sirkuit Nasional tipe B dan bertaraf internasional serta sudah masuk dalam kalender resmi PBSI 2019. Apa yang dilakukan Datuk itu sebentuk upaya untuk merusak apa yang telah kami perjuangkan di mana kejuaraan seperti ini tidak pernah lagi mampir atau vakum di Sumut selama empat tahun terakhir," pungkasnya.