SEIBAMBAN-Sungguh miris, Sinhan Syalenda (2) bocah usia 2 anak pasangan Amat Budiman (37) dan Suriyani (22) warga Dusun V, Desa Pengalangan, Kecamatan Seibamban, Sergai yang mengalami luka bakar akibat terjatuh di dalam dandang masak air (mie sop-red) terpaksa dubawa oulang kembali ke rumah akibat tidak memiliki biaya dan tidak punya BPJS.

Hal ini diceritakan kedua orang tuanya kepada Gosumut, Sabtu (2/2/2019) saat jumpa di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Sulaiman, Kabupaten Serdangbedagai.

Ia mengisahkan Sinhan saat itu bermain main dirumah, dimana dirinya berjualan mie sop didepan rumah, sehingga tidak memperhatikan kalau anaknya dilokasi tempat nya berjualan.

Saat itu ibunya sedang menjual mie sop kepada para pembeli, ketika ibunya menurunkan dandang (kuah mie sop) dilokasi yang tak jauh sama ibunya untuk memindahkan kuali menggoreng untuk pesanan pembeli, ia memperkirakan saat itulah putranya masuk kedalam dandang yang berisi kuah miesop.

"Saat itu juga secara spontan ibunya langsung mengangkat Sinhan untuk melakukan pertolongan, namun kondisi Sinhan disekujur tubuh dibagian belakang punggung sampai Diatas mata kaki sudah mulai melepuh." Ucap Amat ayah sinhan dengan rawut wajah sedih.

"Kemudian kami membawa sinhan ke Rumah Sakit Pamela Tebingtinggi dengan menggunakan angkot, namun karena melihat situasi angkot sepi sang supir mobil PLN berhenti dan melihat kami membawa anak kecil. Sehingga kami diberikan tumpangan dan diantar sampai kelokasi rumah sakit Pamela Tebingtinggi oleh mobil PLN tersebut,"kisahnya.

Setiba di lokasi, pihak rumah sakit menyampaikan untuk pakai pasien umum atau BPJS kesehatan, "Jadi kami bilang kalau pakai BPJS menyusul gimana. Namun pihak rumah sakit tak bisa , sehingga kami mengambil inisiatif untuk pasien umum sehingga anak kami baru diberi perawatan medis," cetus Amat ayah Sinhan.

Ia menambahkan, Setelah dilakukan pengobatan pihak rumah sakit memberikan bahwa anak ibu akan dilakukan Operasi, namun secara spontan menanyakan biaya operasi tersebut kepada perawat. Ternyata setelah ditanya biaya operasi cukup besar Senilai Rp 3,5 juta belum lagi obatnya. Sehingga operasi dibatalkan sehingga hanya melakukan perobatan medis saja. "Syukur alhamdulilah anak kami Sinhan merasa tenang dan tidak rewel dengan kondisi terkelupas kulit terbakar,"ungkapnya prihatin.

"Udah berjalan satu hari satu malam, saya bersama istri saling tukar pikiran untuk mengenai biaya perobatan di rumah sakit tersebut. Sehingga kami mengambil keputusan untuk menghubungi salah satu Calon Anggota DPRD Sergai yang berlokasi tempat tinggal sama untuk menerangkan soal anak kami," tambah Amat.

Setelah berkomunikasi, lanjut Amat. Kemudian Calon Anggota DPRD inisial Suwanto datang kerumah sakit Pamela Tebingtinggi, singkat cerita. "Kemudian bapak Suwanto menanyakan pihak rumah sakit untuk mengenai biaya perobatan. Ternyata setelah ditanyakan biaya rumah sakit satu hari satu malam udah sebesar Rp 7,5 juta," Jelasnya.

"Sehingga bapak Suwanto mengambil kesimpulan untuk menyelesaikan biaya rumah sakit tersebut dan membawa kami ke Rumah sakit umum daerah Sultan Sulaiman, Kabupaten Serdangbedagai dan dijemput dengan mobil ambulane milik rumah sakit yang sebelumnya sudah ada berkomunikasi pihak rumah sakit. Sekitar pukul 18:30 WIB sore. Kami tiba di lokasi Rumah sakit Sultan Sulaiman didampingi Calon Anggota DPRD Sergai,"bebernya.

Entah kenapa pihak rumah sakit juga meminta tentang perawatan medis," mau pakai pasien umum atau memakai Kartu BPJS Kesehatan. Saat itu juga kami tidak bisa berbuat apa apa dengan pertanyaan perawat tersebut. Namun Calon Anggota DPRD Sergai bapak Suwanto tetap bersitegas oleh perawat medis. Kalau dirinya sudah berkoordinasi oleh pihak rumah sakit sebelumnya,"imbuhnya.

"Setelah kami mempertanyakan kembali bahwa kami untuk memakai kartu BPJS Kesehatan namun masih dalam pengurusan, namun pihak perawat langsung bilang, ini harus dirujuk Karena luka bakar sangat serius mengalami 85% luka bakar. Kemudian pihak rumah sakit berkomunikasi oleh pihak rumah sakit Adam Malik Medan dan bercerita kalau ruangan rumah sakit Medan sudah penuh,"imbuhnya.

"Hampir satu malam anak kami tidak diberikan perawatan diruang ICU hanya diruang IGD. Dan hanya sebatas pertolongan medis saja. Sehingga kami mengambil keputusan untuk membawa anak kami pulang kerumah untuk perawatan sendiri dan dibantu oleh klinik terdekat. Karena pihak rumah sakit melalui dr. ICU bahwa dirinya tak mampu untuk merawat luka bakar yang diderita anak kami."pungkas ayah Sinha sambil menenteng tas saat membawa pulang anaknya.

Sementara itu, Calon Anggota DPRD Sergai, Suwanto kepada Gosumut mengungkapkan kesedihannya. "Sedih awak melihatnya, dengan kondisi luka bakar yang cukup berat yang hanya sebatas tidak memiliki biaya dan tidak memiliki kartu BPJS Kesehatan harus rela pulang membawa anak dengan kondisi luka bakar untuk dirawat dirumahnya sendiri. Niat kita membawa pasien korban ke rumah sakit ini bukan masalah biaya, namun masalah pertolongan itu yang utama. Satu malam anak tersebut masih diruangan IGD sampai pagi. Kami minta sebelumnya dirawat di ruangan ICU agar mendapatkan perawatan medis,"ujarnya.

"Kalau masalah biaya, kita juga baru saja menyelesaikan biaya perobatan rumah sakit di Tebing Tinggi, Karena ini rumah sakit daerah maupun milik masyarakat kabupaten Sergai makannya kita rujuk kesini agar bisa menyusul pengurusan kartu BPJSnya. Namun perawatan hanya sebatas gitu saja dan sudah kita sampaikan masalah biaya pengobatan pasti kita selesaikan, kuncinya anak ini mendapatkan perawatan medis."Ungkap Suwanto dengan nada kesal sekaligus melakukan pembayaran di rumah sakit tersebut.

Senada dikatakan Suriyani, ibu korban. Ia hanya bisa pasrah melihat kondisi anaknya terbaring yang sebatas dirawat dengan kendala kondisi biaya dan tidak memilki kartu BPJS Kesehatan.

" Pasrah saja bang, biarlah saya timang timang anak saya dirumah bang. Ini udah jalan, sudah takdir kami dari yang atas. Karna ini kelalaian kami. Biar kami merawatnya dirumah dibantu bidan dikampung," ucap Suriyani dengan wajah menangis.*