MEDAN - Saat ini salah seorang pakar cacing pita asal Jepang sedang melobi pimpinan WHO agar mendapat bantuan obat praziquantel dari WHO. Bila ini disetujui, maka penelitian cacing pita di Simalungun akan dilanjutkan kembali.

Demikian disampaikan DR dr Umar Zein SpPD, DTM&H, KPTI sepulang bertemu dengan pakar cacing pita asal Jepang, Prof. Akira Ito beberapa waktu lalu di Jakarta.

Dalam kesempatan itu, dokter konsultan penyakit kronis dan infeksi ini juga akan meminta bantuan Labpratorium Asahikawa Medical University untuk mengidentifikasi secara molekuler 171 cacing pita yang mereka temukan dari Simalungun tahun lalu.

"Bila Prof Akira sudah mendapatkan bantuan obat dari WHO, penelitian di Simalungun akan dilanjutkan," jelas Umar Zein, Jumat (25/1/2019).

Begitupun, lanjut Umar, belum ada kepastian kapan paling lama Prof Akira Ito akan menghubungi.

"Tapi kalau sudah siap, Prof Akira Ito akan infokan via email," jawabnya.

Umar menjelaskan, pemeriksaan Labpratorium Asahikawa Medical University itu bertujuan untuk mengetahui lebih detil cacing pita yang ditemukan dari warga Simalungun.

Sementara itu, Pembantu Dekan II Fakultas Kedokteran UISU, dr Indra Janis MKT menerangkan, sampel cacing pita sudah mereka kirim ke laboratorium molekuler ke Jepang.

"Tujuan kami itu adalah untuk mendapatkan morfologi baru dari Taenia Asiatica menjadi Taenia Asiatica Umar Zein," jelasnya.

Dengan adanya beberapa sampel yang dikirim ke Jepang dan memastikan ini jenis baru, penelitian di Negeri Dolok akan dilanjutkan dan Prof Akira Ito sedang mengusahakan obat tersebut.

"Kerjasama inilah nantinya akan meningkatkan kualitas Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara dalam penelitian internasional. Mudahan-mudahan sampel yang sedang mereka periksa dan kalau misalnya sampel yang diperiksa itu adalah menunjukkan penemuan terbaru, maka mereka akan turun ke Medan dan membawa obat," beber Indra.