LABUHANBATU - Plt. Bupati Labuhanbatu H Andi Suhaimi Dalimunthe, ST, MT bersama Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Ahmad Muflih, SH, MM dan sejumlah Kepala OPD menghadiri hajatan besar masyarakat melayu Kabupaten Labuhanbatu, Sabtu (29/12/2018) malam di Gedung Nasional Rantauprapat dalam Kenduri Budaya Melayu 2018. Acara Kenduri Budaya Melayu 2018 yang diawali dengan pembacaan doa oleh Al Ustadz H Rendy Fitrayana, LC, MHI tersebut diwarnai dengan tarian persembahan dan pemberian cenderamata kepada Ahli Waris/Keturunan/Pemangku Adat Kesultanan dan Kerajaan di Labuhanbatu oleh Plt. Bupati Labuhanbatu H Andi Suhaimi Dalimunthe, ST, MT.

Dalam acara tersebut Plt. Bupati Labuhanbatu pada arahannya mengatakan, bahwa hari ini rasanya kita balik kampung di kampung kita sendiri, mudah-mudahan acara ini terus berkesinambungan dan kedepannya kita buat agar melayu ini bisa berkembang kembali kejayaannya.

"Kita mengetahui bahwasanya kebanggaan kita buat daerah Labuhanbatu ini sultannya ada dua yaitu Sultan Bilah dan Sultan Panai, saya yakin ke depannya kegiatan seperti ini harus kita tingkatkan lagi, kalaulah hari ini saya membuat suatu warna atau cat warna kuning ada di kantor dan di mana-mana, itu bukan saya Partai Golkar, makanya cat pagar atau kantor warna kuning, bukan..!, kita harus kembali ke jati diri kita sendiri, kita harus balik kampung di kampung kita sendiri dan kita tidak ingin lagi ada kubah masjid warnanya merah dan kita tidak ingin lagi ada tepak sirih warnanya merah.

Andi juga menegaskan untuk sama-sama mengetahui bahwasanya Labuhanbatu ini adalah melayu.

"Karena kitapun hari ini hadir kenduri, kita semua hadir kalau ada kenduri adat istiadat kita, kenduri itu adalah melayu, bukan tari tor-tor atau yang lainnya, bagi bapak-bapak atau ibu-ibu yang ingin mengembalikan melayu ini kedepan, insya Allah dimasa kepemimpinan saya, saya siap dan kita buat Labuhanbatu ini yang penuh dengan warna warni, janganlah kita kaburkan dan saya tidak mau mengaburkan sejarah dari pada Labuhanbatu maupun Rantauprapat," tegas Andi.

Ketua LBM Tuah Deli Labuhanbatu Feri Badriansyah dalam sambutannya menjelaskan, bahwa dasar pemikiran kami membuat kegiatan ini adalah kerinduan kami terhadap budaya yang ada di Labuhanbatu, kita dulu mengenal bahwa Labuhanbatu adalah kota melayu, kebanyakan orang mengatakan melayu itu adalah suku, jadi perlu kami sampaikan bahwa yang dikatakan melayu itu adalah bangsa dan saya menemukan bukti sejarah itu di daerah Tanjung Medan/di Kampung Raja.

Perlu juga kami sampaikan bahwa kami di Lembaga Budaya Melayu Tuah Deli ini terrdiri dari beberapa suku, ada suku jawa, suku batak toba, suku tapanuli dan lain-lainnya, bahkan ada karo atau aceh dan saya bersuku banjar, say adalah keturunan pangeran Hidayatullah pada tahun 1901 keturunan kami hijrah dari kalimantan karena diusir oleh belanda dan raja atau kesultanan asahan memberikan tempat kepada kami di daerah masjid raya kisaran.

Moralitas kami di Labuhanbatu ingin mengangkat budaya yang ada di Kabupaten Labuhanbatu terkhusus budaya melayu karena budaya melayu adalah budaya islam, harapan kami kedepan dan mempunyai target bahwa apa yang kami laksanakan ini sebagai cerminan untuk kedepannya kami akan tetap berjuang sampai hayat kami lepas untuk tetap memperjuangkan budaya melayu tekhususnya seni budaya melayu di Labuhanbatu ini, jelas Feri Badriansyah.

Kenduri Budaya Melayu Labuhanbatu 2018 yang dihiasi dengan pertunjukan Pencak Silat, Tari Pilandok, Sinandong Bilah dan Silau Lau Kong tersebut, sebelumnya turut menyampaikan sambutan yaitu dari Penasehat LBM Tuah Deli Labuhanbatu H. Datuk Filyansyah dan sambutan dari Tokoh Melayu Labuhanbatu/Ketua MABMI Tengku Mizwar serta laporan dari Ketua Panitia Pelaksana Indra Gunawan.