JAKARTA - Harga emas makin berkilau meski bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve menaikkan suku bunga. Kemarin, harga emas untuk pengiriman Februari 2019 di Commdity Exchange melaju 0,91% ke US$ 1.267,90 per ons troi.

Penguatan harga ini terjadi dalam empat hari perdagangan berturut-turut. Sementara Jumat (21/12), harga emas turun 0,31% ke level US$ 1.264 per ons troi.

"Aksi jual pasar saham dan penurunan harga minyak serta pelemahan dollar menyebabkan investor beralih ke aset aman," kata Phil Streible, senior commodities strategist RJO Futures kepada Reuters.

Pasar saham kemarin turun mencerminkan kekhawatiran outlook ekonomi tahun depan. Ekonomi AS pun dikhawatirkan terkena resesi. "Dengan kenaikan suku bunga, ekonomi dianggap membaik, tapi bukan ini yang terjadi," imbuh Streible.

Rencana The Fed yang hanya akan menaikkan suku bunga dua kali tahun depan menunjukkan sedikit sinyal dovish sehingga pasar emas pun bereaksi. Rencana kenaikan suku bunga ini lebih sedikit dari sebelumnya tiga kali.

Dalam rilis resmi, Federal Reserve memprediksi pertumbuhan ekonomi AS turun menjadi 3% tahun ini dari prediksi September lalu di angka 3,1%. Perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun depan pun turun menjadi 2,3% dari sebelumnya 2,5%.

Faktor lain yang menggosok kilau harga emas adalah kekhawatiran penutupan sebagian pemerintah AS gara-gara anggaran belum diteken.*