DELISERDANG - Tokoh dan mantan Gubernur Sumatera Utara, Dr Ir H Tengku Erry Nuradi MSi mengukuhkan Ustadz dan Ustadzah Sahabat Paten Kabupaten Deli Serdang di Jalan P Diponegoro, Dusun V, Desa Cinta Rakyat, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Minggu (16/12/2018).

Dihadapan 35 Ustadz-Ustadzah dari 60 Ustadz-ustadzah yang dikukuhkan dan ratusan masyarakat sekitar yang hadir, Tengku Erry Nuradi selaku Pembina Ustadz dan Ustadzah Sahabat Paten mengatakan, perkembangan media sosial (medsos) saat ini sangat luar biasa. Karena informasinya cepat sekali tersebar lewat smartphone, tanpa disadari benar tidaknya informasi itu.

Terkadang, kata Tengku Erry, informasi yang disampaikan misalnya dilanjutkan oleh seorang tokoh ulama ke jamaah pengajian. "Padahal informasi yang didapat itu bisa menjadi ujaran kebencian. Seharusnya para tokoh ulama itu, harus mensharing semua informasi tidak menyampaikan lagi ke jamaah. Karena informasi dari medsos banyak yang hoax," ucap Erry.

Tengku Erry pun mengingatkan, sangat berbahaya jika penyampaian dengan ujaran kebencian, apalagi yang menyampaikan itu adalah ulama. Jangan sampai kita menyampaikan berita adu domba. Mari kita jaga, keamanan pada Pileg dan Pilpres. Wakil-wakil kita kedepan harus bisa memikirkan rakyatnya. Wakil rakyat harus tahu apa yang harus dibantu ke masyarakat.

Menurutnya, negara ini jangan terpecah-pecah saat Pileg dan Pilpres. Jangan mau kita diadu domba seperti negara Suriah dan Yaman. "Jangan sampai kita mau dipecah-pecah, baik antar agama, suku, hanya karena Pileg dan Pilpres. Ustadz dan ustadzah Sahabat Paten dan kita semua diharapkan menyampaikan pesan-pesan kesejukan dan kedamaian," tandas Tengku Erry.

Sebelumnya, Ketua Ustadz dan Ustadzah Sahabat Paten, Ustadz Marasutan Ritonga juga mengatakan, kehadiran para Ustadz-Ustadzah ini dibentuk bertujuan untuk menyampaikan ceramah agama yang menyejukkan, jangan menyampaikan ceramah agama yang mengadu domba dan fitnah alias hoax.

Dikatakannya, sebagai seorang ustadz harus menyampaikan kebenaran. Karena kita mau umat ini tidak terpecah belah, karena berita-berita yang tidak benar. "Sebagai penceramah itu, tidak dibenarkan menyampaikan perkataan yang berbau kepada perpecahan umat," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Ustadz Ahmad Farhan, selaku Sekretaris Ustadz-Ustadzah Sahabat Paten. Karena kita seharusnya memberikan tausiyah yang jelas, apalagi jelang Pileg dan Pilpres. "Yang lebih ngeri lagi saat ini banyak orang-orang menyampaikan baik langsung mau tidak langsung menjelek-jelekan Presiden Jokowi" katanya.

Semestinya, ujarnya hal itu tak perlu disampaikan. Jika segala informasi itu tidak memiliki data dan fakta yang jelas. "Nanti, kalau ditangkap aparat berwewenang dibilang, pemimpin negeri ini hanya berani menangkap ulama" jelasnya.

Ini dikarenakan, karena oknum ulama tersebut berani menyampaikan hal-hal yang tidak sesuai fakta yang ada. '’Untuk itu, jadilah ulama yang menyampaikan kebenaran sesuai fakta yang akurat. Jangan termakan informasi di medsos yang tak jelas sumbernya," sebutnya.*