DELISERDANG - Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto meminta kepada 8 ribu jamaah tabliq akbar yang hadir di Komplek Perkantoran Direksi PTPN II Tanjung Morawa untuk tetap menjaga tali silaturahmi, meskipun berbeda suku, agama dan pilihan dalam menentukan pilihan di Pilpres dan Pileg 2019. Sebab perbedaan adalah hal yang lumrah.

"Perbedaan adalah hal yang biasa, yang gak biasa itu kalau masyarakat saling bermusuhan hanya karena berbeda dalam menentukan pilihan. Permusuhan yang dipelihara dapat menghancurkan NKRI," kata Agus.

Ia juga meminta seluruh masyarakat harus mengetuk hati dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.

Indonesia sangat besar dan luas. Agus menjelaskan untuk menjaga NKRI salah satunya cukup dengan menjaga situasi negara yang aman, damai dan kondusif terkhususnya Sumatera Utara. Dimana kalau situasi kamtibmas dapat dijaga maka iklim ekonomi akan berkembang dan investor akan terus berdatangan.

"Mari kita jaga Sumut ini tetap nyaman dan aman bagi siapapun. Dan saya meminta kita semua berkomitmen untuk saling bergandengan menjaga Indonesia," pintanya.

Tabliq akbar yang diselenggarakan Polda Sumatera Utara bekerjasama dengan polres Deliserdang dihadiri 8 ribu jamaah dari Kabupaten Deliserdang menghadirkan Ustadz H M Nur Maulana.

Dalam tausiahnya, Ustadz Maulana meminta agar umat islam tidak saling mencaci dan menjelekkan, apalagi saling mengkafirkan sesama umat islam. "Memaafkan itu lebih baik dari pada bermusuhan, Islam itu agama yang membawa kesejukan dan perdamaian," jelasnya.

Maulana juga menyampaikan bahwa lisan seseorang dapat membuat seseorang terluka apabila informasi yang disampaikan tidak benar. "Fitnah atau informasi yang tidak benar hukumnya dosa. Dan fitnah juga dalam mencabik cabik persatuan dan kesatuan di Indonesia. Kita tidak ingin negara ini seperti Suriah, Mesir, dan Irak," paparnya.

Tabliq akbar pun ditutup dengan zikir dan doa bersama yang dibawakan Ustadz Maulana untuk meminta ampun kepada Allah SWT dan meminta agar Indonesia tetap terjaga dari upaya pihak yang ingin memecah belah Indonesia.*