PALAS-Pemkab Padanglawas (Palas) menerima glontoran Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 34 Miliar untuk rehabitasi sistim irigasi  pengairan areal persawahan.

Dana tersebut digelontorkan untuk tujuan  memperbaiki 81 titik jaringan irigasi yang pelaksanaan untuk tahun 2019.

"Anggaran DAK tersebut mengalami kenaikan mencapai 1000 persen dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 3.6 M" ujar Wakil Bupati Palas H Ahad Zarnawi Pasaribu.Cht.MM.M.Si.

Diacara penutupan Pertemuan Teknis Penyuluh Tingkat Kabupaten, Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan lapangan (PPL) di halaman kantor  Dinas Pertanian Palas di Desa Gunung Manobot kemarin.

Kata Wabup, jumlah jaringan irigasi di Palas yang terdaftar di pemerintah pusat hanya 11 titik, namun setelah adannya pendataan kembali dan perbaikan data maka jumlah yang sebenarnya menjadi  81 titik yang  sudah terdaftar.

  Selain itu, kata Wabup, Pemkab Palas juga sudah memperoleh dana sekitar Rp 2.5 M dari Pemerintah Pusat untuk pembuatan SID (Survei, Investigasi dan Desain) merupakan rangkaian  dari DED (Detail Enginering Desain), untuk mega proyek pembangunan bendungan dengan nilai anggaran sebesar Rp 170 Miliar di Desa Siraisan, Kecamatan  Ulu Barumun.

Menurut H.Ahmad Zarnawi , dengan selesainya DED dan SID  mega proyek tersebut maka pembangunan bendungan yang akan menyuplai air ke persawahan di wilayah Kecamatan Ulu Barumun, Barumun dan Lubuk Barumun akan dimulai tahun 2020.

Kadis Pertanian Palas Ir.H. Abdullah Nasution   mengatakan, Palas  masih memiliki  lahan baku sawah seluas 10.502 hektar dan bukan 5.512 hektar seperti yang disampaikan Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).

  Kata dia ,  selain untuk disosialisasikan, luasan tersebut disampaikan juga untuk mengkonfirmasi luas baku lahan persawahan Kabupaten  Palas versi Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang  hanya mengatakan  seluas 5.512 hektar.

"Jadi yang benar adalah 10.502 hektar dan bukan 5.512" tegas Kadis Pertanian.

  Kata Kadis, pada awalnya luas persawahan di Palas jauh melebihi angka yang sekarang, namun seiring dengan waktu dari tahun ke tahun luas kawasan pertanian mengalami penurun.

  Alih fungsi lahan pertanian,lanjut dia , menjadi perkebunan akibat kurangnya pengairan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi penurunan luas lahan pertanian tersebut.

Untuk mempertahankan luas baku persawahan tersebut ,tambah Kadis,dibutuhkan sistim pengairan yang memadai dan keseriusan dari berbagai kalangan utamanya dari dinas pertanian melalui PPL untuk memberikan motivasi kepada petani agar terus menanam dan meningkatkan produksi padi.

Berdasarkan  laporannya,imbuhnya , pertemuan teknis penyuluh pertanian yang dibuka oleh Bupati Palas H Ali Sutan Harahap (TSO) diwakili Assistrn II H Panguhum Nasution  tersebut dihadiri oleh 30 PPL dari ASN, 18 dari Provinsi, 19 CPNS, PPL swadaya 19 orang dan KUPTD bersama sekretaris 16 orang.

  Pada pembukaan acara yang dirangkai dengan penyerahan alsintan berupa hand prayer sebanyak 2 unit per kecamatan.

Bupati Palas H Ali Sutan Harahap (TSO) melalui assisten II Panguhum Nasution  mengatakan, lahan pertanian di Palas memiliki potensi yang sangat besar dan strategis. Bila dikelola dengan baik ditambah dengan masuknya teknologi budidaya yang sempurna maka target pemerintah  dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan akan tercapai.

  Kata Panguhum menambahkan,  tantangan pemerintah adalah bagaimana menyediakan pangan  yang cukup untuk memenuhi kebutuhan msyarakat yang terus meningkat dengan cepat dan memanfaatkan potensi yang ada di daerah secara maksimal.

  Nara sumber dalam pertemuan teknis penyuluh tingkat kabupaten itu terdiri dari Wakil Bupati,  Kadis Pertanian,  Assisten II mewakilik Bupati,   Kabid Perkebunan Insan Maladi, Plt Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura Rio Andoko, Kabid Penyuluhan  Parmonangan Harahap, Kabid Sarana Prasarana Pardomuan Hasibuan dan Kasubbag Umum Sri Kurnia Wati.*