MEDAN - Dua orang korban selamat dalam peristiwa robohnya tembok di pemandian air panas Daun Paris, Desa Raja Berneh, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, telah dirujuk ke Rumah Sakit Royal Prima, Medan.

"Dua mahasiswa selamat yang mengalami luka-luka sudah kita rujuk ke Royal Prima untuk penangan medis lebih baik. Mereka kita bawa dari Rumah Sakit Efarina," kata Kepala Humas Universitas Prima Indonesia (UNPRI), Devi Marlin, Selasa (4/12).

Devi menjelaskan bahwa kedua korban selamat itu sedang ditangani intensif akibat luka di sekujur tubuh. Namun mereka mendapatkan penanganan medis secara gratis karena keduanya merupakan peserta BPJS.

"Kebetulan mereka pasien BPJS. Karena UNPRI semua mahasiswanya menggunakan BPJS. Masuk di UNPRI langsung dapat BPJS?," jelasnya.

Menurutnya satu korban meninggal dunia sudah dipulangkan ke kampung halaman yang berada di Nias menggunakan mobil ambulance dari RS Royal Prima.

"Kita sudah mengantar korban didampingi perwakilan pihak keluarga ke Nias," ucapnya.

Devi mengungkapkan bahwa pihak UNPRI tidak memberikan santunan kepada mahasiswa yang meninggal dunia maupun yang selamat dalam insiden tersebut. Karena mereka pergi tanpa sepengetahuan pihak kampus dalam kegiatan malam keakraban antar Ikatan Mahasiswa Karo (IMKA) di pemandian panas tersebut.

"Mereka itu pergi tidak ada izin sama kita. Tanpa sepengetahuan kita, itu inisiatif mereka," ungkapnya.

Seperti diketahui, peristiwa robohnya tembok di pemandian air panas Daun Paris, Desa Raja Berneh, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, terjadi pada Minggu (2/12) sekitar pukul 06.00 WIB.

Dalam peristiwa itu terdapat 16 korban, tujuh orang meninggal dunia dan sembilan lainnya mengalami luka-luka.*