Jakarta - Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan di pekan terakhir November. Senin (26/11), Jakarta interbank spot dollar rate (Jisdor) berada di Rp 14.551 per dollar Amerika Serikat (AS), menguat tipis dari Rp 14.552 per dollar AS pada Jumat.

Di pasar spot pukul 10.16 WIB, rupiah menguat 0,06% ke level Rp 14.535 per dollar AS dari posisi akhir pekan lalu pada Rp 14.544 per dollar AS.

Penguatan rupiah ini terjadi seiring dengan penguatan hampir seluruh mata uang kawasan Asia. Hanya yen Jepang dan ringgit Malaysia yang pagi ini masih melemah terhadap dollar AS. Perbaikan nilai tukar mata uang Asia ini terjadi dalam sebulan terakhir.

Nilai tukar rupee yang selama ini mencatat kinerja terburuk di Asia, mulai membaik. Dalam sebulan, rupee menguat 4% terhadap dollar AS meski masih mencatat pelemahan terbesar di Asia.

Sementara indeks dollar juga menguat. Indeks yang mencerminkan nilai tukar the greenback terhadap mata uang utama dunia ini berada di 96,99.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail menyampaikan, indeks dollar AS berpotensi menguat ke level 96,9-97,0. Bersamaan dengan itu, kurs dollar AS juga berpeluang menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia lainnya, terutama Euro. Penguatan indeks dollar AS tak lepas dari penurunan harga minyak dunia dan pelemahan ekonomi zona Eropa.

"Koreksi yang berlanjut di pasar saham AS kembali mendorong investor mengakumulasi dollar dan US treasury," tambah Mikail dalam riset hari ini.

Sementara itu, indikasi pelemahan ekonomi di zona Eropa terlihat setelah data Purchasing Manager Index (PMI) Zona Eropa melemah menjadi 52,4 di bulan November dibandingkan Oktober sebesar 53,1.

Hasil-hasil tersebut dapat berdampak positif terhadap pergerakan rupiah di pasar. Mikail pun memprediksi rupiah akan menguat di kisaran Rp 14.500-Rp 14.600 per dollar AS pada hari ini.***