JAKARTA - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan pesawat Lion Air rute Jakarta-Pangkal Pinang yang hilang kontak, ada indikasi di awal tidak bisa lanjut terbang. Namun, pesawat tetap terbang.

"Dari pengamatan yang ada memang ada indikasi bahwa pesawat tidak bisa lanjut terbang, tapi kami masih klarifikasi dan tetap berharap kemungkinan terbaik," ujar Budi di Jakarta pada Senin (29/10/2018). 

Kemenhub akan melakukan pengamatan lanjutan mengenai kabar hilangnya kontak pesawat Lion Air rute Jakarta-Pangkal Pinang. 

"Saya tentu prihatin dan menugaskan beberapa pihak stakeholder dalam menangani itu (yaitu) Dirjen udara, KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), Basarnas (Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan) untuk melakukan suatu pengamatan lebih jauh," ujar Budi di Jakarta pada Senin (29/10/2018).

Pihaknya juga membuat krisis center di terminal 1 Soekarno-Hatta. "Saya akan ke sana sekarang," ujarnya. 

Budi menceritakan bahwa dirinya mendapatkan kabar hilangnya kontak pesawat Lion Air sekitar 1 jam lalu dari pihak Airnav dan Dirjen Udara Kemenhub. 

"Beberapa teman-teman Airnav, Dirjen Udara memberikan informasi bahwa ada satu pesawat yang hilang kontak terbang dari Jakarta-Pangkal Pinang. Itu diinfo jam 06.33 WIB," ujarnya. 

Pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP itu diketahui tertangkap radarnya terakhir kali pada koordinat 05 46.15 S-107 07.16 E. "Pesawat sempat meminta return to basesebelum akhirnya hilang dari radar," ujar Sindu.

Pesawat tersebut berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng pada 06.10 WIB. Sesuai jadwal, pesawat seharusnya mendarat di Pangkal Pinang pada pukul 07.10 WIB.

Penerbangan Lion Air  nomor penenerbangan JT 610 dengan rute penerbangan Cengkareng menuju Pangkalpinang mengalami kecelakaan setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta pukul 06:20 WIB menuju Pangkalpinang. Setelah 13 menit mengudara pesawat jatuh di koordinat S 5’49.052” E 107’ 06.628”  (sekitar Kerawang)

Pesawat mengangakut 178 penumpang dewasa satu penumpang anak-anak dan dua penumpang bayi  termasuk dalam penerbangan ini ada tiga pramugari sedang pelatihan dan satu teknisi.

Pesawat dengan regitrasi PK-LQP jenis Boieng 737 MAX 8. Pesawat ini buatan 2018 dan baru dioperasikan oleh Lion Air sejak 15 Agustus 2018 . Pesawat dinyatakan laik operasi.

Pesawat dikomandoi Capt. Bhavye Suneja dengan copilot Harvino  bersama enam awak kabin atas nama Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul  Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula. Kapten pilot sudah memiliki jam terbang lebih dari 6.000 jam terbang dan copilot telah mempunyai jam terbang lebih dari 5.000 jam terbang. ***