JAKARTA - Bola basket Indonesia perlu percepatan peningkatan prestasi agar bisa bersaing di Asia dan dapat ikut serta pada FIBA World Cup 2023, dimana Indonesia menjadi tuan rumah bersama Jepangdan Filipina. "Ada persyaratan dari FIBA yang harus dipenuhi Indonesia untuk dapat bermain di FIBA WC 2023. Indonesia harus menunjukan prestasi di Kejuaraan FIBA Asia tahun 2021," kata Erick Thohir, Ketua Dewan Penasihat PP Perbasi.

Untuk masuk dalam kejuaraan FIBA Asia Cup 2021, Indonesia harus mengikuti kualifikasi FIBA Asia di tahun 2019. Jika tidak berprestasi di FIBA Asia Cup 2021, Indonesia praktis hanya menjadi tuan rumah tanpa tim nasional Indonesia sebagai peserta.

Ya, gerak cepat memang harus dilakukan. Makanya, PP Perbasi akan menunjuk pelatih asing menangani tim nasional serta membentuk tim nasional U-18 yang akan diikutsertakan dalam kompetisi IBL.  "Timnas U 18 perlu berlaga dalam kompetisi ketat," kata Erick saat berjumpa wartawan di IBL Gojek Tournament di Sritex Arena Solo, Jawa Tengah, Sabtu (20/10/2018).

Untuk bisa bersaing melakukan percepatan, bola basket Indonesia akan melakukan naturalisasi pemain. "Bukan berarti tak mau membina, namun ini demi percepatan pembangunan prestasi. Hampir semua negara sudah melakukannya," katanya.

Aturan FIBA hanya membolehkan satu pemain naturalisasi berusia 16 tahun ke atas, namun bebas bila pemain berusia di bawah 16 tahun. "Mungkin kita perlu satu pemain naturalisasi senior dan dua pemain muda," ujar Erick.

Ketua Umum PP Perbasi Danny Kosasih yang mendampingi Erick, menyatakan siap membentuk tim nasional senior dan U-18 sebagai persiapan menuju FIBA World Cup 2023
"Siapa yang bakal masuk kita serahkan pada pelatih asing yang bakal ditunjuk," kata Danny.

IBL pun siap memfasilitasi timnas 18. "Kami pasti membantu, kita akan bicarakan formula keikutsertaan timnas U-18 dalam kompetisi IBL," kata Direktur IBL, Hasan Gozali.

Menyinggung soal kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah FIBA World Cup 2023, Erick seratus persen yakin. "Asian Games 2018 yang multi event dan diikuti ribuan peserta saja kita sukses apalagi single event dengan peserta ratusan," katanya.

Dalam kesempatan itu, Erick mewakili insan bola basket Indonesia menyatakan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Sekjen FIBA, Patrick Baumann yang meninggal beberapa hari lalu. "Beliau mendedikasikan diri untuk perkembangan bola basket dunia. Kita sangat kehilangan," katanya.