JAKARTA - Kepolisian menyebut tidak ada penganiayaan dan pengeroyokan terhadap aktivis sosial Ratna Sarumpaet di Jawa Barat. Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, menilai keterangan Ratna dan polisi berada dalam derajat yang sama.

"Satu sisi keterangan Ratna saya percaya benar, dan sisi lain keterangan polisi juga saya anggap benar. Artinya bukan bersikap ganda, tapi saya tempatkan keterangan itu dalam derajat yang sama," kata Ferdinand dalam keterangannya seperti dilansir GoNews.co dari  VIVA, Rabu 3 Oktober 2018.

Ferdinand tidak ingin menuduh salah satu pihak berbohong atau tidak jujur. Karena itu menurutnya, satu-satunya jalan pembuktian adalah pembentukan tim pencari fakta.

"Maka satu-satunya jalan pembuktian adalah dibentuknya tim ad hoc independen, tim pencari fakta untuk mencari kebenaran peristiwa ini. Karena ini sudah menyita seluruh perhatian publik. Dan jangan sampai bangsa juga terbelah karena peristiwa ini," ujar dia.

Dia juga mempertanyakan jika memang ada operasi plastik, operasi seperti apa yang dilakukan oleh Ratna. Karena menurutnya selama ini operasi plastik biasanya dilakukan untuk mempercantik wajah.

"Mungkinkah operasi plastik yang dilakukan untuk menghilangkan bekas luka dan lebam atau memar? Karena yang saya pahami orang operasi plastik untuk mempercantik diri. Tapi kok Ratna tidak jadi cantik? Tetap saja seperti semula? Inilah yang harus diusut," kata Ferdinand.

Karena itu menurutnya tim pencari fakta bisa meminta keterangan dari dokter yang menangani, memeriksa rekam medis dan meminta keterangan dari Ratna secara detil. Dari situ, Ratna bisa dihukum jika benar melakukan kebohongan. "Itu semua akan menjernihkan masalah ini. Jika Ratna berbohong, maka yang berangkutan layak dihukum," katanya. ***