JAKARTA - Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo mengaku miris dengan kejadian yang menimpa 56 siswa SMP di Pekanbaru bertindak diluar kewajaran dengan menyayat tangan sendiri usai mengkonsumsi minuman torpedo.

Untuk itu, dirinya mendesak agar pihak Kepolisian dan Badan Narkotika Nasional(BNN) segera mengusut tuntas kasus minuman berenergi merek "Torpedo" yang diduga mengandung Narkotika atau zat Adiktif.

"Apabila produk tersebut terbukti mengandung Narkotika ataupun zat adiktif lainnya pihak yang berwenang menarik dan menghentikan kegiatan produksi minuman merek Torpedo dari peredaran," ujar Bambang Soesatyo (Bamsoet) Ketua DPR RI, kepada GoNews.co, Rabu (3/10/2018).

Dengan demikian kata Bamsoet, kejadian serupa tidak terulang dan tidak ada lagi korban yang jatuh akibat minuman tersebut.

"Ini kan bahaya, merusak generasi muda kita. Apalagi dijual di sekolah, kita harus berjihad melawan narkoba dan sejenisnya," paparnya.

Tidak hanya itu, mantan ketua Komisi III yang juga legislator asal Jawa Tengah ini juga meminta pihak Kepolisian, BNN berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk terus memonitor perkembangan hasil uji laboratorium dari sampel minuman tersebut.

"Segera koordinasi lakukan razia makanan dan minuman di warung-warung khususnya kantin-kantin di lingkungan sekolah," tegasnya.

Hal ini kata dia, agar anak didik terlindungi makanan yang dikonsumsinya.

Selain itu menurut Bamsoet, pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berkoordinasi dengan Kepala Sekolah selaku penanggungjawab siswa-siswi di sekolah untuk menyediakan kantin yang berisi kebutuhan makanan dan minuman bagi siswa-siswi di setiap sekolah.

"Kementerian harus aktif melakukan sosialisasi bahaya narkotika ke seluruh tingkatan sekolah, mengingat peredaran narkotika sudah mencapai titik parah yang menyasar anak TK, SD, dan SMP," tandasnya.

Apalagi kata dia, saat ini terdapat 72 jaringan Internasional yang aktif bersaing menjual narkotika di Indonesia yang sasarannya ditujukan sampai ke tingkat terendah yaitu anak-anak usia 9 tahun. "Sekali lagi saya meminta agar Kapolri bersama BNN untuk lebih serius mengusut tuntas dan mematikan jaringan ini," pungkasnya. ***