Jakarta - Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membeberkan program-program pro rakyatnya selama memimpin Indonesia di kurun waktu 2004-2014. Meski begitu, SBY juga menyelipkan pujian untuk capaian pemerintahan Joko Widodo saat ini. "Partai Demokrat juga harus jujur, bahwa sebagian masyarakat puas dengan sejumlah hal, yang tentunya ini merupakan capaian pemerintah yang harus kami berikan apresiasi," kata SBY saat berpidato di acara HUT Partai Demokrat di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Senin (19/9/2018).

SBY kemudian bicara soal kondisi ekonomi saat ini. "Di bidang ekonomi, saat ini kita menghadapi pelemahan rupiah yang tajam serta kenaikan harga minyak dunia. Sebagian pihak mengatakan bahwa faktor eksternal inilah yang menjadi biang keladi melemahnya ekonomi kita," imbuhnya. 

SBY lantas mengatakan, untuk selanjutnya dia dan Partai Demokrat terus mendengarkan suara rakyat. Selain itu juga selalu dicarikan solusinya. 

"Satu tahun terakhir ini, saya pribadi, dan para kader utama Partai Demokrat telah berkeliling nusantara, mengunjungi ratusan kabupaten dan kota, untuk berdialog langsung dengan berbagai lapisan masyarakat," jelas SBY. 

SBY juga membeberkan apa yang dia lakukan dan para kader Demokrat selama setahun terakhir: 

1. Saya mendengarkan keluhan ibu-ibu atas kenaikan harga-harga bahan pokok, sementara penghasilan mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2. Saya menerima keluhan mereka-mereka yang sulit mendapatkan pekerjaan, juga yang justru kehilangan pekerjaan.

3. Saya menangkap kecemasan anak-anak muda, termasuk yang masih sekolah dan kuliah, atas kepastian pekerjaan yang akan mereka dapatkan.

4. Saya menangkap kekhawatiran kalangan dunia usaha baik papan atas, menengah maupun bawah, atas terus menurunnya bisnis mereka. Keluhan mereka juga menyangkut kebijakan perpajakan yang dianggap membebani.

5. Saya mendengarkan kritik masyarakat atas penegakan hukum yang di sana-sini dianggap kurang adil, termasuk dalam pemberantasan korupsi yang dinilai ada tebang pilihnya.

6. Saya juga mendengarkan suara rakyat yang merasa takut untuk berbicara di ruang publik, maupun di media sosial, karena khawatir akan dikriminalisasi atau ditindak secara hukum.

"Sebenarnya, kalau kita simak hasil survei dari berbagai lembaga survei, hal-hal inilah yang merupakan elemen ketidakpuasan masyarakat. Sama dengan yang saya dapatkan ketika bertemu dan berdialog dengan rakyat," papar SBY.***