DENPASAR - Peran perempuan dalam penggunaan energi atau "Woman Participation and Sustainable Energy" menjadi salah satu tema yang diusung dalam acara The 2nd World Parliamentary Forum on Sustainable Development (WPFSD). Sementara untuk tema utama Forum Parlemen Dunia ini bertema "Partnership Towards Sustainable Energies for All" atau "Kemitraan Menuju Energi Berkelanjutan untuk Semua".

"Salah satu tema kita dalam Forum Parlemen Dunia ke-2 ini adalah sustainable energies for all. Sebagaimana kondisi yang saat ini kita rasakan, penggunaan energi fosil sudah sangat memprihatinkan bagi kita. Oleh karenanya, DPR RI berinisiatif untuk mengangkat tema sustainable energies for all,” ujar Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Nurhayati Ali Assegaf di Bali, Rabu (12/9/2018).

Nurhayati mengatakan, adapun salah satu alasan pemilihan tema peran perempuan dalam penggunaan energi pada forum tersebut disebabkan kecenderungan lebih yang dominannya perempuan dalam menggunakan energi di dalam kehidupan rumah tangga. Selain itu, menurutnya, inovasi untuk memperbaharuhui barang-barang bekas juga lebih banyak dilakukan oleh perempuan.

''Kita berharap dengan adanya tema women participations tersebut, kita bisa mengajak semua masyarakat dunia untuk menyadari bahwa peran perempuan didalam energi baru terbarukan ini sangatlah penting,'' papar politisi Fraksi Demokrat tersebut.

Nurhayati juga menjelaskan bahwa acara Forum Parlemen Dunia ke-2 itu diselenggarakan dengan mengundang serta menampilkan peran dari pemerintah. Pihaknya ingin menunjukan bahwa dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan tidak bisa pemerintah berjalan sendiri, dan DPR RI juga berjalan sendiri.

''Sinergitas dan koordinasi sangat diperlukan. Kita berharap dengan pencapaian ini selain ada international roadmap, tetapi diikuti juga dengan legislasi dari DPR RI. Dan kemudian bisa disiapkan budget atau anggaran guna mencapai roadmap itu,'' tutur politisi dapil Jawa Timur itu.

Oleh karenanya, Indonesia patut berbangga, sambung Nurhayati, karena acara Forum Parlemen Dunia ke-2 itu merupakan implementasi dari diplomasi parlemen, khususnya di dalam mendukung kebijakan politik luar negeri pemerintah  Indonesia, lebih khusus lagi  di dalam bidang energi baru dan terbarukan.***