JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat , Syarief Hasan mengakui, 20 persen dari 34 DPD Partai Demokrat seluruh Indonesia memilih mendukung Jokowi dalam kontestasi Pilpres 2019 mendatang. Sementara mayoritas memilih Prabowo Subianto.

"Yang 20 persen itu adalah  Jatim, Papua, NTT. Kemudian Bali, dan Sulawesi Utara," kata Syarief dalam Diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema 'Isu Dua Kaki Demokrat Ganggu Parpol Koalisi?' di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (13/9/2018).

Namun, sambung Syarief, jumlah itu hanya puluhan orang saja. "Itulah yang sekarang menjadi kewajiban DPP untuk  meyakinkan kepada mereka yang 20 persen itu agar mereka memilih Prabowo dengan alasan-alasan 1,2,3,4 dan 5. Karena mungkin mereka belum tahu, apa, kenapa sih. Mereka kan hanya dihadapkan pada dua opsi: apakah ke Prabowo atau ke Jokowi, ya kan," papar Syarief.

Syarief meyakini, persoalan yang dihadapi oleh Partai Demokrat tersebut pasti juga dialami oleh partai lain yang mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.

"Semua partai juga ada kejadian itu. Tidak ada partai yang tidak luput dari permasalah itu. Tetapi saya tegaskan bahwa PD agak berbeda. Kenapa berbeda? Perbedaan saya dengan koalisi saya, PAN dan PKS. Karena kalau PAN dan PKS dari awal sudah menjalin hubungan untuk berkoalisi," jelasnya.

Jadi istilahnya pada saat mereka melakukan koalisi itu tinggal peresmiannya saja. Selama ini sudah berbulan-bulan mereka sudah melakukan. "Nah sementara PD itu last minutes baru menentukan. Nah ini perbedaannya," kata Syarief.

Perbedaan yang kedua, teman2 dari PAN dan PKS itu memang sudah melakukan sosialisasi bahwa akan bergabung dengan Prabowo. "Sementara PD tidak, kami baru memutuskan setelah pas setelah mulai akan bergabung pada tanggal 24 Juli. Setelah Pak Prabowo bertandang ke kediaman Pak SBY," jelas Syarief lagi.

Setelah itu ada timbal balik, hubungan balik lagi antara kami, bagaimana agar koalisi ini bisa terjadi. "Nah pada tanggal 30 atau 29 Juli konfirm kita merapat ke koalisi ini,"

Itu secara non formal. Formalnya adalah tanggal 10 Agustus, sekarang ini tanggal 13 September, jadi belum sebulan. "Kenapa saya mengungkap baru sebulan,? Karena sebelum kami memutuskan untuk mendukung Pak Prabowo tanggal 10 Agustus itu, pak SBY menginstruksikan kepada seluruh DPD seluruh Indonesia untuk melakukan survei internal di seluruh kader PD, jadi survei internal," tandas Syarief.***