MEDAN- Sampai saat ini masih banyak masyarakat di Kota Medan yang enggan memberi izin agar anaknya mendapatkan imunisasi Measles Rubella (MR).


Seperti Isnaini (28), warga Medan Amplas. Awalnya dia berniat ke posyandu untuk imunisasi MR putranya. Namun, mendengar dan membaca isu anak yang sakit bahkan sampai meninggal pasca imunisasi MR, niat tersebut diurungkan. “Gak usah diimunisasi MR dulu lah. Ayahnya juga melarang,” kata dia, Rabu (5/9/2018).
 
Pantauan wartawan di Posyandu Melati Medan Denai beberapa waktu lalu juga mirip, hanya beberapa ibu yang memberikan izin anaknya mendapatkan vaksin MR. Alasannya bukan karena vaksin mengandung babi, namun alasan yang dikemukakan lantaran takut vaksin ini akan membuat anaknya sakit. Seperti kasus - kasus yang ramai diberitakan. “Kalau kita lihat, hanya sekitar 2% bayi di sini yang dapat vaksin MR,” ucap salah seorang petugas Posyandu.
 
Padahal dengan tidak melakukan Imunisasi MR  dapat memperparah penyakit namun warga Medan tetap enggan mengizinkan anaknya untuk mendapatkan vaksin MR ini. Padahal, awalnya masyarakat hanya menolak imunisasi lantaran mengandung babi. Karenanya, imunisasi tahap kedua yang diberikan kepada bayi dan balita di Medan pun sepi peminat. 
 
Menanggapi keengganan orangtua untuk memberi vaksin MR pada anaknya ini, Ketua Komda Pemantauan dan Penanggulangan Kejadian Ikuntan Paska Imunisasi (PP-KIPI) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Prof Dr Munar Lubis menuturkan, berdasarkan investigasi terhadap anak yang sakit pasca imunisasi MR, sejauh ini tidak ada hubungan akibat vaksin. Sehingga tidak perlu takut dalam memberikan imunisasi MR pada anak. 
 
“Imunisasi dilakukan untuk pencegahan dalam menyelamatkan generasi bangsa. Karenanya, IDAI tetap mendukung pemerintah dalam program imunisasi MR ini. Rencananya, nanti akan dilakukan sweeping sampat target pemberian vaksin MR tercapai. Jadi anak yang belum diimunisasi bisa mendapatkan vaksin MR. Imunisasi inipun akan menjadi program berkelanjutan,” tukas Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumut ini.
 
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Agustama mengungkapkan, kampanye imunisasi MR Agustus hingga September 2018 ini ditargetkan kepada 4.291.857 anak di Sumut. Namun hingga akhir Agustus, realisasi vaksinasi tidak sampai 50%.
 
Untuk itu Agustama meminta masyarakat tidak perlu takut terkait keamanan vaksinasi ini. Sebab telah dijamin oleh Kementerian Kesehatan. “Perlu kami sampaikan sekali lagi bahwa Kementerian Kesehatan menjamin keamanan dari vaksin MR. Tahun lalu dari 35 juta anak yang divaksinasi di tahun 2017, Komnas KIPI hanya menerima 255 suspek kasus K1P1. Nah dari 255 suspek kasus KIPI, ditemukan 18 penyimpangan," kata Agustama.
 
Sementara itu, dengan beredarnya isu korban akibat imunisasi MR, PP-KIPI bekerjasama dengan Dinkes Sumut telah mengklarifikasi bersama Pemantauan dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi dalam pelaksanaan imunisasi MR yang belakangan terjadi.