JAKARTA – Petinju harapan terakhir Indonesia, Sunan Agung Amoragam gagal melangkah ke final kelas bantam cabang tinju putra Asian Games XVIII.  Dalam pertandingan semifinal yang digelar di JIExpo Kemayoran Jakarta Pusat, Sunan Agung mengalami kekalahan telak 0-5 dari petinju Uzbekistan, Mirazizbek MIrzakhalilov.

Lagi-lagi kurang pengalaman bertanding yang menyebabkan Sunan tidak mampu mengatasi serangan yang dilancarkan Mirazizbek yang menjadi teman latih tandingnya selama menjalani trainning camp di Ukraina. Tiga ronde pertarungan mutlak dikuasai petinju negara pecahan Rusia tersebut.

“Saya sudah menjalankan strategi sesuai instruksi pelatih yakni bertarung dalam jarak jangkaun. Tetapi, saya sering terlambat menghindar sehingga pukulan lawan sering masuk,” kata Sunan Agung kepada wartawan usai pertandingan,

“Saya sudah berusaha maksimal untuk memberikan perlawanan tetapi gagal. Dan, saya akui penampilan lawan memang jauh lebih baik,” tambah Sunan Agung.

Pelatih Kepala Tim Tinju Indonesia, Adi Suwandana mengatakan, penyebab kekalahan Sunan Agung sama dengan Huswatun yakni kurang  pengalaman bertanding internasional. Makanya, dia menyebut kedua anak asuhannya itu mengalami kesulitan saat menghadapi lawan yang agresif.  

“Sunan Agung kalah karena kurang mampu mengantisipasi serangan lawan yang terus mendesak. Semua ini terjadi karena dia kurang pengalaman bertanding internasional,” kata Adi Suwandana.

Dengan kekalahan Sunan Agung, cabang tinju gagal meraih target satu medali emas yang dibebankan pemerintah. Tim Tinju Indonesia hanya kebagian 2 perunggu. “Tampilnya Agung dan Huswatun di semifinal Asian Games 2018  itu sudah prestasi. Begitu juga dengan hasil 2 perunggu itu sudah cukup bagus. Lawan-lawan yang dihadapi mereka itu rata-rata memiliki pengalaman bertanding internasional lebih banyak tetapi Agung dan Huswatun hanya sekali menjalani uji coba pada pertandingan internasional,” tegasnya.