BANGKINANG - Kedatangan Neno Warisman di Pekanbaru ditolak oleh sekelompok massa pada Sabtu sore 25 Agustus kemarin. Penghadangan oleh sekelompok massa terhadap Neno ini tidak hanya membuat tokoh-tokoh Riau yang geram, namun juga membuat para pelajar dan mahasiswa geram. "Yang dilakukan sekelompok orang yang mengatas namakan masyarakat Riau terhadap Neno Warisman melukai, mencederai dan merobek-robek nuansa melayu yang ramah dan sopan santunnya. Riau dikenal dengan ciri khas negeri yang beradat dan beradab, oleh karena itu kami dari Forum Komunikasi dan Kerjasama Mahasiswa Ilmu Pemerintahan se-Indonesia (Fokkermapi)mengutuk sekelompok massa yang mengatasnamakan masyarakat Riau yang menghadang bunda Neno," tegas Niko Ardian selaku Ketua Fokkermapi kepada GoRiau, (Minggu 26/8/2018).

Niko menilai bahwa nama baik Riau saat ini sudah dikotori oleh sekelompok orang yang menghadang ustazah Neno untuk datang ke Riau.

"Masyarakat Riau menerima semua golongan di tanah air ini, namun kamarin tanah melalu ini sudah dikotori oleh tangan-tangan orang yang zolim dengan tindakan yang memalukan dan kekanak-kanakan. Cina dan bule bule luar saja berkeliaran di Riau menggunakan pakaian yang belum selesai dijahit, berkuasa dan menyedot bumi kita malah diam saja. Sekarang mana yang berbahaya? Kok seorang ibu yang ingin bersilahturahmi malah di hadang, beliau lahir di Indonesia, makannya di Indonesia, belanjanya di Indonesia, tapi kok dihadang dengan melarang datang ke Riau," ujarnya.

Niko Ardian menambahkan dengan mengakui dirinya selaku anak Riau, malu terhadap penghadangan yang dilakukan sekelompok yang mengatasnamakan masyarakat Riau.

"Jujur saya anak asli Riau merasa malu melihat sekelompok massa yang menghadang ustazah bunda Neno untuk melarang tidak boleh datang ke tanah kita ini. Kami dari Fokkermapi mengutuk keras tindakan ini yang melukai hati kita semua. ***