MEDAN-Guna menghindari cuaca panas, jemaah haji asal Kabupaten Mandailing Natal (Madina) melontar jumrah di malam hari, Kamis, (23/82018). Hal itu dilakukan jemaah haji asal Kabupaten Madina untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena panasnya cuaca.

 

“Cuaca Mina yang panas di siang hari menyebabkan banyak jemaah haji kabupaten Mandailing Natal yang mengeluh kelelahan, dan kecapekaan,” ujar Massanofa, Paramedis Kloter 3/MES lewat keterangan tertulisnya yang diterima GoSumut, Jumat, (24/8/2018).

Dia mengatakan, banyak jemaah yang tumbang karena kelelahan akibat panas matahari di hari pertama melontar pada 10 Zulhijjah, karena harus berjalan kaki dari Mina-Jamarat pulang pergi dengan menempuh jarak sekitar 5 kilometer dengan lintasan agak mendaki.  “Karena suhu panas matahari mencapai 40 derjat celsius lebih, sebahagian jemaah ada yang mengalami kendala dan yang paling kita takutkan adalah, ada jemaah yang kena heatstroke karena berjalan jauh di bawah panas terik matahari,” kata Massanofa.

Oleh sebab itu, lanjut Massanofa menjelaskan, untuk menghindari hal tersebut, petugas kloter, Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI), dan Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) mengambil kebijakan pada hari kedua, ketiga dan keempat untuk melontar jumroh menjelang maghrib dengan harapan jemaah dapat dengan nyaman dan sehat, serta jemaah jatuh sakit bisa berkurang, karena terhindar dari panas terik matahari, terutama bagi jemaah usia lanjut yang berkeinginan ikut melontar langsung.

“Hal ini juga bertujuan untuk menghindari jemaah berdesak-desakan dan ketidaknyamanan dalam melontar jumroh,” jelasnya. Sebagaimana diketahui, kegiatan jemaah haji selama di Madina adalah melontar jumrah pada tanggal 10, 11, dan 12 Dzulhijjah untuk mengambil nafar awal dan hingga pada tanggal 13 Dzulhijjah yang mengambil nafar tsani. Namun, karena cuaca panas, jemaah haji asal Kabupaten Madina mensiasati untuk melaksanakan rukun haji tersebut di malam hari.