MEDAN - Sumatera Utara (Sumut) alami inflasi pada Juli 2018 sebesar 0,48 persen, lebih besar dibandingkan Juni 2018 sebesar 0,04 persen. Hal ini akibat dari naiknya kelompok bahan makanan, terutama daging ayam ras dan telur ayam ras yang ternyata mampu memicu inflasi.


Secara nasional, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat Kecuk Suhariyanto menyebut inflasi Juli 2018 sebesar 0,28 persen. "Terjadinya inflasi disebabkan kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras," kata Suhariyanto dalam teleconference di Kantor BPS Sumut Jalan Asrama Medan Rabu (1/8/2018) .


Sementara, Kepala BPS Sumut Syech Suhaimi diwakili Kabid Statistik Distribusi Bismark SP Sitinjak kepada wartawan di kantornya mengatakan inflasi Sumut secara kumulatif (Januari-Juli 2018) sebesar 0,21 persen, hampir sama dengan Januari-Juni 2018 sebesar 0,27 persen. Sedangkan nasional, inflasi kumulatif (Januari-Juli 2018) sebesar 2,8 persen, naik dibanding Januari-Juni 2018 sebesar 1,90 persen.
 

Bismark menjelaskan pada Juli 2018 seluruh kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumut mengalami inflasi yaitu Sibolga 0,62 persen, Pematangsiantar 0,35 persen, Medan 0,49 persen dan Padangsidempuan 0,53 persen.

Pada Juli 2017, katanya, Medan inflasi sebesar 0,49 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 136,47 pada Juni 2018 menjadi 137,14 pada Juli 2018. "Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks enam kelompok pengeluaran," ujarnya.


Enam kelompok pengeluaran itu yakni Kelompok bahan makanan sebesar 1,93 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,11 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,06 persen. Kelompokl sandang sebesar 0,20 persen, kelompol kesehatan sebesar 0,06 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,86 persen. Sementara itu kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks sebesar 0,37 persen.


Komoditas utama penyumbang inflasi Juli 2018 di Medan antara lain daging ayam ras, cabai merah, beras, bensin, bayam, Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan ikan dencis. Di Kota Sibolga, komoditas penyumbang inflasi antara lain cabai merah, daging ayam ras, tomat buah, beras, telur ayam ras, bawang merah dan tongkol/ambu-ambu.

Di Pematangsiantar, andil inflasi dari komoditi daging ayam ras, tomat, teri, bawal, beras, tongkol/ambu2 dan telur ayam ras. Di Padangsidempuan, pemicu inflasi dari kenaikan harga cabai merah, ikan dencis, tomatn emas, bayam, gulai dan kelapa.


Dari 23 kota IHK di Pulau Sumatera, tambah Bismark, ada 18 kota mengalami inflasi, tertinggi terjadi di Bengkulu sebesar 0,87 persen dengan IHK sebesar 144,55 dan terendah di Banda Aceh sebesar 0,08 persen dengan IHK 126,93.

Di Indonesia, pada Juli 2018 dari 82 kota yang diamati IHK nya, 68 kota mengalami inflasi, tertinggi di Sorong sebesar 1,47 persen dengan IHK sebesar 135,77 dan terendah sebesar 0,03 persen terjadi di Depok IHK sebesar 131,59, Banyuwangi IHK 128,51 dan Surabaya  IHK 133,37.