MEDAN - Dinas Kesehatan Sumatera Utara pada tahun ini akan melaksanakan kampanye imunisasi campak atau measles dan rubella (MR) pada Agustus-September mendatang. Imunisasi MR ini diberikan tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya dan bersifat wajib tanpa memerlukan izin tertulis perorangan (individual informed consent). "Sasaran pelaksanaan kegiatan imunisasi massal MR adalah seluruh anak usia sembilan bulan sampai dengan 15 tahun yang berjumlah sekitar 67 juta seluruh Indonesia, sedangkan imunisasi MR di Sumut berjumlah kurang lebih 4 juta anak," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Agustama Sekretaris Dinkes Sumut diwakili Ridesman Nasution pada pertemuan advokasi dan sosialisasi dalam rangka kampanye dan introduksi imunisasi measles (campak) dan rubella (MR) di Sumut, Rabu (11/7/2018).

Pelaksanaan imunisasi MR pada Agustus 2018 nanti, imbuh Agus, dilaksanakan di posyandu, polindes, ponkesdes, puskesmas pembantu, puskesmas dan pos imunisasi lainnya dengan sasaran bayi usia sembilan bulan sampai dengan anak usia 15 tahun.

"Selanjutnya pada September 2018, imunisasi MR akan dilakukan di seluruh sekolah yang terdiri dari sekolah SD/MI/sederajat, SDLB dan SMP/MTS/sederajat dan SMPLB," terangnya.

Kampanye massal imunisasi MR ini, kata dia, dilakukan untuk mengeliminasi penyakit campak dan pengendalian penyakit rubella/kecacatan yang disebabkan oleh infeksi rubella saat kehamilan (congenital rubella syndrome) pada 2020.

Upaya itu, sambungnya, perlu dilakukan guna mempercepat pencapaian tujuan untuk memutus transmisi penularan virus campak dan rubella yang ada di masyarakat. Imunisasi MR ini dilakukan dalam dua fase. Fase pertama telah dilaksanakan pada Agustus dan September 2017 di seluruh Pulau Jawa. Lalu, fase kedua dijalankan pada Agustus dan September 2018 di luar Pulau Jawa.

"Imunisasi MR tidak akan berjalan baik apabila tidak ada dukungan lintas sektor. Dengan pertemuan koordinasi ini, kami harap instansi terkait beserta perangkat kerjanya, masyarakat, dan lembaga swadaya masyarakat dapat berpartisipasi serta berkontribusi dalam imunisasi massal MR," harapnya.

Dukungan tersebut, lanjutnya, dapat diberikan dengan memberikan sosialisasi, surat edaran, menyediakan dan memvalidasi data-data sasaran utama imunisasi, berkomitmen serta dukungan lainnya berupa tenaga, fasilitasi waktu atau jadwal pelaksanaan kampanye imunisasi MR. Tujuannya agar imunisasi massal ini sukses dilaksanakan dan menjangkau sasaran secara optimal minimal 95 persen.

Dia menyebutkan, imunisasi MR akan menjadi bagian dari imunisasi rutin bagi anak berusia sembilan bulan, 18 bulan dan murid kelas 1 SD.

Organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) dan lainnya agar mendukung kegiatan imunisasi massal dan perkenalan imunisasi MR ini dengan membuat surat edaran ke masing-masing anggotanya untuk mendukung pelaksanaan imunisasi tersebut. Tidak hanya itu, peran tim penggerak PKK, Aisyiah, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), tokoh masyarakat alim ulama serta para pengasuh pondok pesantren sangat diharapkan dalam penyuluhan dan penggerakan sasaran agar masyarakat luas dapat menerima informasi terkait tentang tujuan, waktu jadwal dan dapat sesuai waktu pelayanan.

"Kami juga mengharapkan seluruh organisasi kemasyarakatan dan keagamaan diminta untuk mengajak para orangtua/wali agar membawa anak-anak mereka ke tempat-tempat pelayanan imunisasi massal MR sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan," pungkasnya. *