MEDAN - Ketua DPD Pos Perjuangan Rakyat (POSPERA) Sumut, Liston Hutajulu meminta polisi mengusut tuntas kasus dugaan pembiaran oleh kapten Kapal Motor Ferry (KMP) Sumut II, Dony Silalahi saat tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba pada 18 Juni 2018, sehingga menelan banyak korban hilang.

Hal itu disampaikannya terkait pemeriksaan dirinya oleh Ditreskrimum Polda Sumut, Rabu (4/7/2018), terkait laporannya ke polisi.

Liston selaku WNI pemerhati kondisi sosial masyarakat mengadukan kapten kapal ferry KMP Sumut II, Dony Silalahi, yang dianggap melakukan pembiaran terhadap korban tenggelamnya KM Sinar Bangun. Laporkan dilakukan pada 22 Juni lalu dengan tuduhan melanggar KUHP pasal 531.

Menurut Liston, seharusnya lebih banyak korban KM Sinar Bangun yang bisa diselamatkan andai Dony mau lebih lama berada di lokasi tenggelamnya kapal dan melakukan tindak penyelamatan. Namun yang terjadi tidak demikian. Dia lebih memikirkan kapal yang dikemudikannya demi mengantarkan penumpang.

"Saya memang tidak ada di lokasi saat KM Sinar Bangun tenggelam, tapi lewat tayangan video yang sudah beredar luas kita bisa lihat bagaimana sikapnya terhadap bencana itu. Dia tidak sepenuh hati mau menolong," ujar Liston menjawab seusai diperiksa di Polda Sumut.

Ungkapnya, kepada penyidik dia menegaskan kapasitasnya sebagai pihak yang peduli kepada permasalahan yang dihadapi masyarakat. Itulah kenapa dia mengadukan Dony Silalahi. Dia tidak menginginkan hal semacam itu terulang di masa depan.

Kepada pihak kepolisian Liston menyatakan agar mengusut sampai tuntas pengaduannya terhadap Dony Silalahi. Terlepas apakah kelak dia akan dihukum ringan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukannya.

"Sedangkan kapal kayu Cinta Damai yang berukuran kecil bersedia menolong korban lebih banyak dengan berbagai risikonya, kenapa kapten kapal KMP Sumut II itu tidak demikian," terangnya.

Sementara itu Dony Silalahi seusai pertemuan di DPRD Sumut (2/7/2018), menjelaskan kepada wartawan terkait posisinya sebagai kapten kapal saat tenggelamnya Sinar Bangun. Di satu sisi dia harus mengantarkan penumpangnya yang terdiri atas orang dan barang, disisi lain juga harus memberikan pertolongan.

"Karena ingin menolong para korban, makanya sesudah seluruh penumpang turun di Simanindo kami langsung bergerak untuk menyelamatkan korban," ujar Dony.

Dony sangat menyesalkan kabar melalui tayangan video di medsos yang kemudian viral yang menyebutkan dirinya tidak bersedia menyelamatkan korban Sinar Bangun. ***